Jumat, 30 April 2010

SEJARAH PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN TAUHID
A.PENDAHULUAN
Mempelajari ilmu tauhid merupakan salah satu cara kita untuk mempertebal keyakinan kita kepada Allah swt. Karena di dalamnya kita bisa mengetahui tentang ke-Esaan Allah dan segala sesuatu yang berkaitan dengan-Nya, misalnya; ketetapan Allah (qadha dan qadar), sifat-sifat-Nya, ataupun yang berkaitan dengan rukun iman, dan aliran-aliran yang ada dalam islam. Selain itu, dengan mempelajari ilmu tauhid maka kita bisa mengetahui bagaimana kondisi tauhid itu dari zaman ke zaman. Ataupun, hal-hal yang mempengaruhi perkembangan ilmu tauhid menjadi ilmu kalam.
Dengan mempelajari hal-hal di atas, diharapkan kita bisa lebih yakin tentang adanya Allah bukannya malah meragukan tentang adanya Allah sebagaimana yang diyakini oleh mereka yang berpaham materialisme. Karena mereka menganggap bahwa segala sesuatu yang tidak berwujud atau tidak nyata maka mereka anggap tidak ada.
Dari uraian di atas, maka kami memfokuskan pembahasan pada beberapa hal yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.Bagaimana sejarah lahirnya tauhid?
2.Bagaimana kondisi tauhid dari masa ke masa?
3.Faham apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan ilmu tauhid menjadi ilmu kalam?
Dari beberapa rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan ini adalah:
1.untuk mengetahui sejarah lahirnya tauhid;
2.untuk mendeskripsikan kondisi tauhid dari masa ke masa;
3.untuk menjelaskan faham apa saja yang mempengaruhi perkembangan ilmu tauhid menjadi ilmu kalam;

B.PEMBAHASAN
1.Lahirnya Tauhid
Tauhid artinya mengetahui atau mengenal Allah ta’ala, mengetahui dan meyakini bahwa Allah itu tunggal dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Sejarah menunjukkan, bahwa pengertian manusia terhadap tauhid itu sudah tua sekali, yaitu sejak diutusnya nabi Adam kepada anak cucunya. Sudah diketahui bahwa nabi Adam adalah nenek moyang manusia pertama. Setelah ia beranak cucu yang banyak, ia ditugaskan Allah menjadi nabi kepada sekalian anak cucunya itu. Adam mengajarkan tauhid kepada anak cucunya. Merekapun taat dan tunduk kepada ajaran Adam yang meng-Esakan Allah SWT. Tegasnya sejak permulaan manusia mendiami bumi ini, sejak itu telah diketahui dan diyakini adanya dan Esanya Allah pencipta alam. Hal ini (adanya tauhid sejak zaman Nabi Adam) seperti firman Allah dalam surat Al Anbiya’ ayat 25 yang berbunyi:
وما ا ر سلنك من قبلك من رسول الانوحي اليه انه لا اله الاانا فعبدون
Artinya: “Dan tidaklah kami mengutus sebelum engkau seseorang rosul pun melainkan kami wahyukan kepadanya: bahwasanya tiada tuhan yang sebenarnya disembah melainkan Aku, maka sembahlah Daku.”
Semua nabi mulai nabi Adam sampai nabi Muhammad, mengajar dan memimpin umat, untuk meyakinkan bahwa yang menjadikan alam atau pencipta alam semesta ini adalah Tunggal, Esa, yaitu Allah SWT. Demikianlah adanya garis lurus sejak Nabi Adam sampai kepada Nabi Muhammad SAW yang meyakini dan memercayai suatu keyakinan dan kepercayaan yang tunggal tentang sifat dan zat pencipta alam yaitu Allah SWT.

2.Ketauhidan dari Masa –Masa
Ilmu yang digunakan untuk menetapkan akidah-akidah diniyah yang di dalamnya diterangkan segala yang di sampaikan rosul dari Allah tumbuh bersama-sama dengan tumbuhnya agama di dunia ini. Para ulama’ di setiap umat berusaha memelihara agama dan meneguhkannya dengan aneka macam dalil yang dapat mereka kemukakan. Tegasnya, ilmu tuhid ini dimiliki oleh semua umat hanya saja dalam kenyataannyalah yang berbed-beda. Ada yang lemah, ada yang kuat, ada yang sempit, ada yang luas, menurut keadaan masa dan hal-hal yang memengaruhi perkembangan umat, seperti tumbuhnya bermacam-macam rupa pembahasan.
Adapun ilmu yang menetapkan akidah-akidah islamiyah dengan jalan mengemukakan dalil dan mempertahankan dalil- dalil itu, tumbuh bersama-sama dengan tumbuhnya islam, dan dipengaruhi oleh perkembangan jalan pikiran dan keadaan umat islam.
Ilmu tauhid ini telah melalui beberapa masa, yaitu:
a.Masa Rosulullah
b.Masa Khulafaurrasyidin
c.Masa Bani Umaiyah
d.Masa Bani Abasiyah
e.Masa pasca Masa Bani Abasiyah
a. Perkembangan Ilmu Tauhid di masa Rasulullah saw.
Masa Rasulullah saw merupakan periode pembinaan aqidah dan peraturan-peraturan dengan prinsip kesatuan umat dan kedaulatan Islam. Segala masalah yang kabur dikembalikan langsung kepada Rasulullah saw sehingga beliau berhasil menghilangkan perpecahan antara umatnya. Masing-masing pihak tentu mempertahankan kebenaran pendapatnya dengan dalil-dalil, sebagaimana telah terjadi dalam agama-agama sebelum Islam. Rasulullah mengajak kaum muslimin untuk mentaati Allah SWT dan Rasul-Nya serta menghindari dari perpecahan yang menyebabkan timbulnya kelemahan dalam segala bidang sehingga menimbulkan kekacauan. Allah swt berfirman dalam Al-Quran surat al-Anfal ayat 46,
واطيعوا الله ورسوله ولا تنازعوا فتفشلوا وتذهب ريحكم واصبروا ان الله
مع الصا برين
Artinya: “Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.
Bila terjadi perdebatan haruslah dihadapi dengan nasihat dan peringatan. Berdebat dengan cara baik dan dapat menghasilkan tujuan dari perdebatan, sehingga terhindar dari pertengkaran. Allah swt berfirman dalam Al-Quran surat An-Nahl ayat 125,
ادعوا الي صبيلي ربك بلحكمة والموعظة الحسنةوجا دلهم بالتي هي احسن
ان ربك هو اعلم بمن ضل عن سبيله وهو اعلم بالمهتدين
artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Dengan demikian Tauhid di zaman Rasulullah saw tidak sampai kepada perdebatan dan polemik yang berkepanjangan, karena Rasul sendiri menjadi penengahnya.
b.Perkembangan Ilmu Tauhid di Masa Khulafaurrasyidin
Setelah rosulullah saw wafat, dalam masa kholifah pertama dan kedua, umat islam tidak sempat membahas dasar-dasar akidah karena mereka sibuk menghadapi musuh dan berusaha memprtahankan kesatuan dan kesatuan umat. Tidak pernah terjadi perbedan dalam bidang akidah. Mereka membaca dan memahamkan al qur’an tanpa mencari ta’wil dari ayat yang mereka baca. Mereka mengikuti perintah alqur’an dan mereka menjauhi larangannya.mereka mensifatkan allah swt dengan apa yang allah swt sifatkan sendiri. Dan mereka mensucikan allah swt dari sifat-sifat yang tidak layak bagi keagungan allah swt. Apabila mereka menghadapi ayat-ayat yang mutasyabihah mereka yang mengimaninya dengan menyerahkan penta’wilannya kepada allah swt sendiri.
Di masa kholifah ketiga akibat terjadi kekacauan politik yang diakhiri dengan terbunuhnya kholifah usman umat islam menjadi terpecah menjadi beberapa golongan dan partai, barulah masing-masing partai dan golonongan-golongan itu dengan perkataan dan usaha dan terbukalah pintu ta’wil bagi nas al qur’an dan hadits. Karena itu, pembahasan mengenai akidah mulai subur dan berkembang, selangkah demi selangkah dan kian hari kian membesar dan meluas.
c.Perkembangan Ilmu Tauhid di Masa Daulah Umayyah
Dalam masa ini kedaulatan Islam bertambah kuat sehingga kaum muslimin tidak perlu lagi berusaha untuk mempertahankan Islam seperti masa sebelumnya. Kesempatan ini digunakan kaum muslimin untuk mengembangkan pengetahuan dan pengertian tentang ajaran Islam. Lebih lagi dengan berduyun-duyun pemeluk agama lain memeluk Islam, yang jiwanya belum bisa sepenuhnya meninggalkan unsur agamanya, telah menyusupkan beberapa ajarannya. Masa inilah mulai timbul keinginan bebas berfikir dan berbicara yang selama ini didiamkan oleh golongan Salaf.
Muncullah sekelompok umat Islam membicarakan masalah Qadar (Qadariyah) yang menetapkan bahwa manusia itu bebas berbuat, tidak ditentukan Tuhan. Sekelompok lain berpendapat sebaliknya, manusia ditentukan Tuhan, tidak bebas berbuat (Jabariyah). Kelompok Qadariyah ini tidak berkembang dan melebur dalam Mazhab mu’tazilah yang menganggap bahwa manusia itu bebas berbuat (sehingga mereka menamakan dirinya dengan “ahlu al-adli”), dan meniadakan semua sifat pada Tuhan karena zat Tuhan tidak tersusun dari zat dan sifat, Ia Esa (inilah mereka juga menamakan dirinya dengan “Ahlu At-Tauhid”).
Penghujung abad pertama Hijriah muncul pula kaum Khawarij yang mengkafirkan orang muslim yang mengerjakan dosa besar, walaupun pada mulanya mereka adalah pengikut Ali bin Abi Thalib, akhirnya memisahkan diri karena alasan politik. Sedangkan kelompok yang tetap memihak kepada Ali membentuk golongan Syi’ah.
d.Perkembangan Ilmu Tauhid Di Masa Daulah Abbasyiah
Masa ini merupakan zaman keemasan dan kecemerlangan Islam, ketika terjadi hubungan pergaulan dengan suku-suku di luar arab yang mempercepat berkembangnya ilmu pengetahuan. Usaha terkenal masa tersebut adalah penerjemahan besar-besaran segala buku Filsafat.
Para khalifah menggunakan keahlian orang Yahudi, Persia dan Kristen sebagai juru terjemah, walaupun masih ada diantara mereka kesempatan ini digunakan untuk mengembangkan pikiran mereka sendiri yang diwarnai baju Islam tetapi dengan maksud buruk. Inilah yang melatarbelakangi timbulnya aliran-aliran yang tidak dikehendaki Islam. Dalam masa ini muncul polemik-polemik menyerang paham yang dianggap bertentangan. Misalnya dilakukan oleh ‘Amar bin Ubaid Al-Mu’tazili dengan bukunya “Ar-Raddu ‘ala Al-Qadariyah” untuk menolak paham Qadariyah. Hisyam bin Al-Hakam As-Syafi’i dengan bukunya “Al-Imamah, Al-Qadar, Al-Raddu ‘ala Az-Zanadiqah” untuk menolak paham Mu’tazilah. Abu Hanifah dengan bukunya “Al-Amin wa Al-Muta’allim” dan “Fiqhu Al-Akbar” untuk mempertahankan aqidah Ahlussunnah.
Dengan mendasari diri pada paham pendiri Mu’tazilah Washil bin Atha’, golongan Mu’tazilah mengembangkan pemahamannya dengan kecerdasan berpikir dan memberi argumen. Sehingga pada masa khalifah Al-Makmun, Al-Mu’tasim dan Al-Wasiq, paham mereka menjadi mazhab negara, setelah bertahun-tahun tertindas di bawah Daulah Umayyah. Semua golongan yang tidak menerima Mu’tazilah ditindas, sehingga masyarakat bersifat apatis kepada mereka. Saat itulah muncul Abu Hasan Al-‘Asy’ary, salah seorang murid tokoh Mu’tazilah Al-Jubba’i menentang pendapat gurunya dan membela aliran Ahlussunnah wal Jama’ah. Dia berpandangan “jalan tengah” antara pendapat Salaf dan penentangnya. Abu Hasan menggunakan dalil naqli dan aqli dalam menentang Mu’tazilah. Usaha ini mendapat dukungan dari Abu al-Mansur al-Maturidy, al-Baqillani, Isfaraini, Imam haramain al-Juaini, Imam al-Ghazali dan Ar-Razi yang datang sesudahnya.
Usaha para mutakallimin khususnya Al-Asy’ary dikritik oleh Ibnu Rusydi melalui bukunya “Fushush Al-Maqal fii ma baina Al-Hikmah wa Asy-Syarizati min Al-Ittishal” dan “Al-Kasyfu an Manahiji Al-Adillah”. Beliau mengatakan bahwa para mutakallimin mengambil dalil dan muqaddimah palsu yang diambil dari Mu’tazilah berdasarkan filsafat, tidak mampu diserap oleh akal orang awam. Sudah barang tentu tidak mencapai sasaran dan jauh bergeser dari garis al-Quran. Yang benar adalah mempertemukan antara syariat dan filsafat.
Dalam mengambil dalil terhadap aqidah Islam jangan terlalu menggunakan filsafat karena jalan yang diterangkan oleh al-Quran sudah cukup jelas dan sangat sesuai dengan fitrah manusia. Disnilah letaknya agama Islam itu memperlihatkan kemudahan. Dengan dimasukkan filsafat malah tambah sukar dan membingungkan.
e.Perkembangan Ilmu Tauhid Di Masa Pasca Daulah Abbasyiah
Sesudah masa Bani Abbasiyah datanglah pengikut Al Asy‘ari yang terlalu jauh menceburkan dirinya ke dalam falsafah, mencampurkan mantiq dan lain-lain, kemudian mencampurkan semuanya itu dengan ilmu kalam sebagaimana yang dilakukan oleh Al-Baidlawi dalam kitabnya Ath Thawawi dan Abuddin Al-Ijy dalam kitab Al-Mawaqif.
Madzhab Al-Asy‘ari berkembang pesat kesetara pelosok hingga tidak ada lagi madzhab yang menyalahinya selain madzhab hambaliyah yang tetap bertahan dalam madzhab salaf, yaitu beriman sebagaimana yang tersebut dalam alquran dan al hadits tanpa mentakwilkan ayat-ayat atau hadits-hadits itu.
Pada permulaan abad kedelapan hijriyah lahirlah di Damaskus seorang ulama’ besar yaitu Taqiyuddin Ibnu Taimayah menentang urusan yang berlebih-lebihan dari pihak-pihak yang mencampur adukkan falsafah dengan kalam, atau menentang usaha-usaha yang memasukkan prinsip-prinsip falsafah ke dalam akidah islamiyah.
Ibnu Tamiyah membela madzab salaf ( sahabat, tabi’in dan imam-imam mujahidin) dan membantah pendirian-pendirian golongan al asy’ariyah dan lain-lain, baik dari golongan rafidhah, maupun dari golongan sufiyah. Maka karenanya masyarakat islam pada masa itu menjadi dua golongan, pro dan kontra, ada yang menerima pandapat-pendapat ibnu taimiyah dengan sejujur hati, karena itulah akidah ulama’ salaf dan ada pula yang mengatakan bahwa ibnu taimiyah itu orang yang sesat.
Jalan yang ditempuh oleh Ibnu Taimiyah ini diteruskan oleh muridnya yang terkemuka yaitu Ibnu Qayyimil Jauziyah. Maka sesudah berlalu masa ini, tumpullah kemauan, lenyaplah daya kreatif untuk mempelajari ilmu kalam seksama dan tinggallah penulis-penulis yang hanya memperkatakan makna-makna lafadz dan ibarat-ibarat dari kitab-kitab peninggalan lama.
Kemudian diantara gerakan ilmiah yang mendapat keberkaha dariAllah, ialah gerakan al iman Muhammad ‘abdu dan gurunya jmaluddin Al-Afghani yang kemudian dilanjutka oleh As-Said Rosyid Ridla. Usaha-usaha beliau inilah, yang telah membangun kembali ilmu-ilmu agama dan timbullah jiwa baru yang cenderung untuk mempelajari kitab-kitab Ibnu Taimiyah dan muridnya. Anggota-anggota gerakan ini dinamakan salafiyyin.

3.Faham-Faham Yang Mempengaruhi Ilmu Tauhid Menjadi Ilmu Kalam
Perkembangan ilmu tauhid menjadi ilmu kalam dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut sebenarnya banyak, akan tetapi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu faktor-faktor yang datangnya dari dalam islam sendiri dan faktor-faktor yang datang dari luar islam, Karena adanya kebudayaan-kebudayaan lain dan agama-agama yang bukan islam.
Faktor yang datang dari islam
Faktor yang datang dari dalam ini yang pertama bersumber dari Al-Quran, antara lain:
1.Quran sendiri disamping ajakannya kepada tauhid dan mempercayai kenabian dan hal-hal lain yang berhubungan dengan hal itu, menyinggung pula golongan-golongan dan agama-agama yang ada pada masa nabi Muhammad yang mempunyai kepercayaan-kepercayaan yang tidak benar. Quran tidak membenarkan kepercayaan mereka dengan memberikan alasan sebagai berikut, antara lain:
a)Golongan yang mengingkari agama dan adanya tuhan dan mereka mengatakan bahwa yang menyebabkan kebinasaan dan kerusakan hanyalah waktu saja. (QS. Al Jatsiah: 24)
واذاتتلي عليهم اياتنا بينات مكان حجتهم الا ان قالوااءتواباباءنا
ان كنتمصهدقين
b)Golongan-golongan syirik, yang menyembah bintang, bulan, matahari (QS. Al An’am: 76-78)
فلما جن عليه اليل رءا كو كبا قال هذا ربي فلما افل قال لااحب لافلين.فلما رءاالقمر بازغا قال هذا ربي فلما افل قال لئن لم يهدني ربي لاكونن من القوم الضلين.فلما رءاالشمس بازغة قال هذا ربي هذا اكبر فلماافلت قال ياقوم انى باريء مما تشركون.
yang mempertuhankan Nabi Isa dan ibunya (QS. Al Maidah: 116),
واذقال الله ياعيسى ابن مريم ءانت قلت للناس اتحذ وني وامي الاهينمن دونالله قال سبحانك مايكون لى اناقول مليس لى بحق ان كنتم قلته فقد علمته تعلم ما في نفسي ولا اعلم ما في نفسك انك انت اعلام الغيوب
yang menyembah berhala-berhala QS. Al An’am: 74
واذاقال ابراهيم لابيه ءازراتتخذ اصناما ءالهة اني اراك وقومك في ضلال مبين
c)Golongan-golongan yang tidak percaya akan keutusan nabi-nabi (QS. Al Isra: 94)
قل لوكان في الارض ملاءكة يمشون مطمئنين لنزلنا عليهم من السماء
ملكا رسولا
dan tidak mempercayai kehidupan kembali di akhirat nanti (Al Anbiya’:104)
يوم نطوى السماء كطي السجل للكتب كمابدانا اول خلق نعيده وعدا علينا
انا كنا فاعلين
d) Golongan yang mengatakan bahwa semua yang terjadi di dunia ini adalah dari perbuatan tuhan semuanya dengan tidak ada campur tangan manusia ( yaitu orang-orang munafiq) (QS. Ali Imran:154)
ثم انزل عليكم من البعد الغم امنةنعاسا يغشى طاءفةمنكم وطاءفة قداهمتهم يظنون بالله غيرالحق ظن الجاهلية يقولون هل لنا منالامر من شيء قل ان الامركل لله يخفون انفسهم مالا يبدون لك يقولون لو كان لنا من الامر شيء ما قتلنا هاهنا قل لوكنتم فى بيوتكم لبرز الذين كتب عليهم القتل الى مضا جعهم وليبتلى الله ما فى صدوركم وليمحص ما فى قلو بكم والله عليم بذات الصدور
Allah membantah alasan-alasan dan perkataan-perkataan mereka semua dan juga memerintahkan nabi Muhammad saw untuk tetap menjalankan dakwahnya sambil menghadapi alas an-alasan mereka yang tidak percaya dengan cara yang halus. Firman Allah dalam surat An Nahl 125, yang bunyinya,
ادع الي سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم بالتي هي احسن
ان ربك هو اعلم بمن ضل عن سبيله وهو اعلم بالمهتدين
Artinya: Ajaklah mereka kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan nasehat-nasehat yang baik-baik dan bantahlah mereka itu dengan jalan yang lebih baik.
Adanya golongan-golongan tersebut di samping ada perintah tuhan dalam ayat ini sudah barang tentu membuka jalan bagi kaum muslimin untuk mengemukakan alasan-alasan kebenaran ajaran agamanya di samping menunjukan kasalahan golongan-golongan yang menentang kepercayaan-kepercayaan itu, dan dari kumpulan-kumpulan alasan itulah berdiri ilmu kalam.
2.Ketika kaum muslimin selesai membuka negeri-negeri baru untuk masuk islam, mereka mulai tenteram dan tenang pikirannya disamping melimpah ruah rizkinya. Di sinilah mulai mengemuka persoalan-persoalan agama dan berusaha mempertemukan nash-nash agama yang kelihatannya saling bertentangan. Keadaan ini adalah gejala umum bagi tiap-tiap agama bahkan pada tiap-tiap masyarakat pun terjadi gejala itu. Pada mulanya agama hanyalah merupakan kepercayaan-kepercayaan yang kuat dan sederhana tidak perlu diselisihkan dan tidak pula memerlukan penyelidikan. Penganutnya menerima bulat-bulat apa yang diajarkan agama, kemudian dianutnya dengan sepenuh hatinya tanpa memerlukan penyelidikan dan pemilsafatan. Sesudah itu datanglah fase penyelidikan dan pemikiran dan membicarakan agam secara filosofis. Di sinilah kaum muslimin mulai memakai filsafat untuk memperkuat alasan-alasannya.
3.Sebab yang ketiga ialah soal politik. Contoh yang tepat adalah soal khilafah. Ketika beliau wafat beliau tidak mengangkat seorang pengganti, tidak pula menentuka cara pemilihan penggantiny. Karena itulah antara sahabat Muhajirin dan Anshor terdapat perselisihan, masing-masing menghendaki supaya pengganti rosul berasal dari pihaknya. Ditambah lagi dengan terbunuhnya utsman, sejak itu kaum muslimin terpecah-pecah menjadi beberapa golongan, yang masing-masing merasa sebagai pihak yang benar dan hanya calon daripadanya yang berhak menduduki pimpinan Negara.
Adapun faktor yang berasal dari luar antara lain:
1.Banyak diantara pemeluk-pemeluk islam yang mula-mula beragama yahudi, masehi dan lain-lain,bahkan diantara mereka pernah ada yang menjadi ulama’nya. Sehingga setelah ia memegang teguh agama islam ia mengingat-ingat kembali ajaran agamanya dan memasukkannya kedalam ajaran islam.
2.Golongan islam yang dulu, terutama mu’tazilah memusatkan perhatiannya untuk penyiaran islam dan membantah bagi mereka yang memusuhi islam. menurut mereka, mereka tidak dapat melawan lawannya jika mereka tidak tahu pendapat apa yang digunakan lawannya. Dengan demikian mereka harus menyelami pendapat tersebut. Salah satu satunya yaitu penggunaan filsafat.
3.Sebagai kelanjutan dari sebab tersebut, para mutakalimin hendak mengimbangi lawan-lawannya yang menggunakan filsafat, maka mereka terpaksa mempelajari logika dan filsafat, terutama segi ketuhanan. Karena itu Annazam (tokoh Mu’tazilah) mempelajari buku-buku Aristoteles dan membantah pendapatnya, demikian juga dengan Abul Huzail Al-Allaf (tokoh Mu’tazilah).

DAFTAR PUSTAKA

Hanafi. Teologi Islam Jakarta: Bintang Terang.1993.

Muhammad, Teungku Hasbi Ash Shiddieqy. Sejarah & Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra. 2001.

Mulyadi. Aqidah Akhlak. Jakarta: tt. 2005.

Taib, M. Thahir Abdul Mu’in. Ilmu Kalam. Jakarta: Widjaya Jakarta. 1986.

http://ilmutauhid.wordpress.com/2009/04/12/sejarah-perkembangan-ilmu-tauhid/. Di akses tanggal 17 April 2010.
PERKEMBANGAN MANUSIA
MASA DEWASA AWAL

A.PENDAHULUAN
Perkembangan membawa arti perubahan dengan masa, yaitu perubahan dengan umur dan perubahan daripada jenis evolusi atau ontogenik. Kedua-dua jenis perubahan ini sebenarnya tidak dapat dipisahkan kerana seperti yang disarankan oleh Baltes, Reese dan Nesselroade (1977) dengan meningkatnya umur, perubahan evolusi lain akan berlaku, yaitu dalam bentuk sahsiah, kognitif, moral, fisikal dan lain-lain. Secara umum, bagian perkembangan manusia akan menjelaskan jenis-jenis dan tahap-tahap perkembangan yang kita semua alami sejak kelahiran hinggalah ke akhir hayat. Dalam masa perantaraan yaitu antara waktu lahir dan masa manusia mencapai kematangan, berbagai jenis masalah, peristiwa, konflik dan perkara-perkara rumit yang berlaku. Setiap peristiwa yang berlaku pada zaman kanak-kanak biasanya akan memberi kesan pada tingkah laku dewasanya.
Dengan mempelajari hal-hal diatas diharapkan kita bisa mengetahui bagaimana karakteristik seseorang saat dia mencapai masa dewasa awal serta keadaan-keadaan yang terjadi pada masa tersebut. Jadi orang tersebut dapat memilah-milah apa yang harus dia lakukan agar pada masa dewasa awal untuk berkembang menjadi insan yang sempurna.
Dari uraian di atas, maka kami memfokuskan pembahasan pada beberapa hal yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.Apakah pengertian dewasa awal itu?
2.Bagaimana perkembangan manusia pada masa dewasa awal?
Dari beberapa rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan ini adalah:
1.Untuk mengetahui pengertian dewasa awal.
2.Untuk mengetahui perkembangan manusia pada masa dewasa awal.

B.PEMBAHASAN
1.Pengertian Dewasa Awal
Secara umum, perkembangan manusia ialah hasil dari interaksi dengan alam sekitar. Sifat personaliti manusia dipengaruhi oleh interaksi serta rangsangan-rangsangan yang diperoleh dari alam sekitar, iaitu bimbingan, asuhan, dan tunjuk ajar daripada ibu bapa dan keluarga. Keadaan masyarakat, budaya dan sosial juga merupakan satu daripada interaksi antara seseorang dengan alam sekitar yang akan menentukan wataknya apabila besar kelak.
Setiap manusia di dunia ini akan berkembang melalui tiga tahap umum, yaitu tahap kanak-kanak, remaja dan dewasa. Setiap tahap ini berkesinambungan antara satu sama lain, contohnya bermula daripada bayi, menjadi kanak-kanak, remaja dan seterusnya dewasa. Kedewasaan sering dikaitkan dengan kebolehan untuk bertanggungjawab (Knowles, 1986).
Pada masa inilah, seseorang itu seharusnya menunjukkan kebolehannya menampung kehidupan sendiri, keluarga, anak dan isteri. Individu dewasa seharusnya boleh berdikari dan tidak sepatutnya mengharapkan belas kasihan orang lain. Walau bagaimanapun, golongan dewasa tetap mengalami berbagai masalah dan konflik. Terdapat beberapa peringkat dewasa yaitu dewasa awal, dewasa pertengahan dan akhir di mana setiap peringkat dewasa ini mempunyai konflik tersendiri.

2.Ciri-ciri Masa Dewasa Awal
a.Reproduktif
Bagi sebagian besar orang-orang dewasa awal, menjadi orang tua atau sebagai Ayah/ Ibu merupakan satu diantara peranannya yang sangat penting dalam hidupnya. Berperan sebagai orang tua, nampak lebih nyata bagi wanita dibandingkan dengan pria. Wanita memberikan pengaruh yang sangat besar dalam mendidik anak.
b.Memantapkan letak kedudukan
Seseorang telah mulai peranannya sebagai orang dewasa, sebagai pemimpin rumah tangga dan sebagai orang dewasa, serta mereka menyetujui hal itu sebagai peranannya. Hal itu menjadi suatu keharusan untuk diikuti dalam pola-pola prilaku tertentu dalam banyak aspek kehidupannya.
c.Munculnya masalah
Masa dewasa awal antara umur 18-40 tahun orang dewasa mengalami konflik antara intimasi dan pemencilan diri. Pada masa ini, individu mula mencari pasangan hidup mereka dan melakukan satu hubungan pribadi yang penuh makna. Di sinilah bermulanya hubungan intimasi antara dua dewasa muda yang ingin mencuba identiti-identiti mereka. Jika hubungan intimasi tidak dapat dicapai, seseorang itu akan memencilkan dirinya sendiri dan oleh itulah, tidak dapat mencapai apa-apa perhubungan yang bermakna. Knowles (1986) mencadangkan bahawa individu dewasa pada tahap ini selalu menghadapi masalah pergolakan peribadi terhadap tanggungkawab mereka. Andai kata tanggungjawab tidak dapat dilaksanakan dengan baik, mereka sering menarik diri daripada sesuatu kewajipan.
d.Krisis identity
pada tahap dewasa awal juga sering mengalami sesuatu yang dikenali sebagai krisis identiti. Krisis ini berlainan dengan konflik mencari identiti para remaja yang disarankan oleh Erikson. Lazimnya, dewasa awal akan cenderung meniru cara kehidupan ibu bapa mereka dan mengasaskan kehidupan yang baru. Ini sering dilakukan dengan cara mencari pasangan dan hidup bebas daripada keluarga asal mereka. Seterusnya para dewasa akan mendapatkan pekerjaan untuk mengejar cita-cita yang menjadi idaman mereka.
e.Tegang dalam hal emosi
Ketegangan emosional seringkali diapresiasikan dalam ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran yang pada umumnya timbul dari ketercapaian penyesuaian terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Seperti persoalan jabatan, perkawinan, keuangan dan sebagainya. Ketegangan emosi yang timbul itu bertingkat-tingkat pula selaras dengan intensitas persoalan yang dihadapinya dan sejauh mana seseorang dapat mengatasi masalah- masalah yang dihadapi tersebut.
3.Arti dan Materi Tugas- tugas Perkembangan
Arti dan tugas-tugas perkembangan bagi orang dewasa awal pada dasarnya mengandung isi-isi dan harapan atau tuntutan dari sosio yang hidup pada lingkungan sekitar terhadap orang dewasa awal sesuai dengan tingkat perkembangan yang telah dicapainya. Sejak seseorang menyandang status dewasa, dirinya diharapkan siap menerima kewajiban dan tanggung jawab kedewasaannya, yang ditunjukkan dengan pola tingkah laku wajar seperti yang berlaku pada kebudayaan sekitarnya.
Materi tugas-tugas orang dewasa yang merupakan perwujudan harapan-harapan atau tuntutan-tuntutan sosiokultur dikemukakan garis besarnya dalam bagian ini. Diantara tugas- tugas perkembangan antara lain:
a.Memilih teman bergaul (pertemanan)
Merupakan asas perhubungan sesama manusia yang cenderung mempercayai antara satu sama lain dan menjaga kelakuan (Dykstra,1995). Dewasa awal yang mempunyai kerja dan mungkin mempunyai tanggungjawab kepada keluarga akan mempunyai masa yang terhad untuk dihabiskan bersama rakan-rakan. Walau bagaimanapun, persahabatan memainkan peranan penting, persahabatan termasuk mempercayai, menghormati, memahami, menerima dan bergembira bersama-sama, bersedia membantu antara satu sama lain dan bebas daripada rasa keseorangan. Kebanyakan orang lebih rapat dan berkawan baik dengan orang yang sama jantina tetapi 27% lebih gemar bersahabat dengan jantina yang berlainan (K.E. Davis,1985). Seorang perempuan lebih cenderung untuk bersahabat berbanding lelaki, perempuan lebih suka mengadu pada rakan-rakan terutama kawan perempuan mereka yang selalu berkongsi masalah mereka. Seorang perempuan lebih suka berkawan dengan perempuan berbanding lelaki kerana lelaki kurang sifat keintiman tetapi lebih cenderung untuk berkongsi pengetahuan dan aktiviti serta tidak yakin dengan rakan. Mereka kurang motivasi untuk terlibat dengan intimasi dan cenderung untuk tidak bercerita tentang perkara intim (Rosenbluth &Steil,Mulai berkerja
kerja merupakan sesuatu yang penting bagi golongan dewasa awal. Pada tahap ini mereka mula membina kerja berdasarkan bidang yang mereka minati dan mula memilih pekerjaan yang bersesuaian dengan diri mereka. Pemilihan kerja yang bersesuaian dengan diri mereka akan menjadikan diri mereka lebih bertanggungjawab dan memberi perhatian sepenuhnya kepada pekerjaan tersebut.
c.Belajar hidup bersama dengan suami atau istri (menikah)
Setelah seseorang yang dewasa telah siap untuk menikah baik secara jasmani atau rohani, maka seseorag tersebut harus menikah dengan seseorang yang sesuai dengan apa yang terbaik untuk dia. Setelah menikah masa dewasa akan semakin matang. Karena setelah menikah beban yang harus dihadapi sangat banyak. Mereka belajar mengasuh anak, mengelola rumah tangga dan apasaja yang berkaitan didalamnya.
4.Perkembangan Masa Dewasa Awal
a.Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif golongan dewasa awal sering dikaitkan dengan pemikiran pasca formal. Ramai pengkaji berpendapat bahawa terdapat satu tahap perkembangan kognitif selepas tahap formal iaitu pasca formal. Pemikiran pasca formal ini melibatkan individu menggunakan maklumat dalam konteks sosial di mana pemikiran di kalangan dewasa adalah lebih fleksibel, terbuka, adaptif (penyesuaian) dan individualistik (tersendiri). Mereka juga lebih menggunakan gerak hati, emosi serta logik untuk berfikir dalam dunia yang tidak menentu dan menggunakan pengalaman dalam situasi yang tidak jelas. Selain itu, mereka juga berkebolehan untuk menghadapi dan menangani situasi yang tidak sempurna , sesuatu yang berkonflik dan dapat bertolak ansur.
b.Perkembangan psikologi
Manakala, perkembangan psikologi dewasa awal pula merujuk kepada intimasi lawan isolasi. Golongan dewasa awal mula mempunyai keinginan untuk mencari keintiman dan membina perhubungan dengan orang lain. Intimasi bermaksud kebolehan individu tersebut untuk berkomunikasi dan berkorban diri kepada orang yang disayangi tersebut tanpa berasa takut untuk hilang identiti yang dicapai oleh individu tersebut. Kegagalan untuk mencapai intimasi akan menyebabkan individu itu akan menyendiri (isolasi).
c.Efisiensi fisik manusia
Zaman dewasa awal merupakan puncak prestasi fizikal yaitu antara umur 19-20 tahun. Pada waktu ini, mereka mempunyai keadaan fizikal yang paling baik sekiranya mereka mengamalkan gaya hidup yang sihat.Namun begitu, pada usia ini, mereka sering mengabaikan kesihatan dengan mengambil makanan yang tidak seimbang seperti makanan ringan dan berkolesterol tinggi. Selain itu, tekanan akan membuatkan golongan ini sering mengambil arak dan rokok semata-mata untuk menghilangkan dalam diri mereka. Kesibukan dan kesuntukan masa menyebabkan gaya hidup mereka terabai, maka tiada masa untuk melakukan senaman dan seringkali kekurangan waktu untuk tidur. Gaya hidup yang tidak sihat akan menjejaskan kesihatan seseorang. Pada usia 30 tahun ke atas, prestasi fizikal mula menurun. Seseorang itu, akan kurang melakukan aktiviti fizikal disebabkan berat badan yang bertambah dan mudah penat apabila melakukan sesuatu aktiviti. Apabila usia semakin bertambah, penglihatan dan pendengaran juga menjadi kurang cekap. Kesihatan fisikal pada usia 30 tahun mempunyai hubungan signifikan dengan kepuasan hidup pada usia 70 tahun (Mussen, Honzik &Eichorn, 1982). Ini menunjukkan, penjagaan kesihatan adalah amat penting pada usia muda kerana ia akan mempengaruhi tahap kesihatan apabila tua kelak.
Untuk mendapatkan tahap kesihatan yang baik, seseorang itu haruslah mengamalkan tabiat pemakanan yang seimbang dan disertai dengan senaman. Penjagaan kesihatan pada usia muda adalah amat penting, kerana ia akan mempengaruhi tahap kesihatan pada usia tua. Oleh itu, amalan gaya hidup sihat perlu diamalkan oleh setiap individu.
d.Perkembangan motorik
Kemampuan-kemampuan motorik yang mencapai kesempurnaan dalam maa dewasa awal, adalah satu diantara faktor yang menunjang pelaksanaan tugas-tugas perkembangan. Oleh karena itu pada masa dewasa awal ini, memungkinkan mereka melatih ketrampilan-ketrampilannya secara lebih baik dibandigkan di masa remaja mereka. Mereka dapat memperhitungkan kemampuan-kemampuan motoriknya sebelum melakukan pekerjaan yang menuntut kemampuan fisik. Berbeda pada masa remaja yang sembrono dam menghambur-hamburkan kekuatan tanpa memperhatikan keseimbangan yang dihadapi.
e.Perkembangan mental
Kemampuan mental yang dimiliki pada masa dewasa awal sangat penting kedudukannya dalam menyesuaikan diri trhadap tugas-tugas perkembangan, jauh melebihi kemampuan motorik. Penelitian-penelitian terhaap kemampuan mental dengan menggunakan tes-tes inteligensi, sangat kuat menggambarkan kemampuan mental yang baik dalam masa dewasa awal. para umumnya sepakat bahwa perkembangan kemampuan mental individu mancapai kesempurnaan dalam usia 20 tahunan. Individu ini biasanya menunjukkan kemampuan mental yang mapan terutama pada tahuntahu pertama dan pertengahan masa dewasa awal.
5.Penghambat- penghambat dalam Menguasai Tugas-tugas Perkembangan.
a.Latihan yang tidak berkesinambungan (discontinuities in training)
Hal ini berhubungan erat dengan pengalaman-pengalaman belajar dan latihan masa lalu. Ada individu yang dimasa kanak-kanaknya tidak mengalami latihan secara lanjut dalam hal berfikir dan berbuat. Sehingga prilakunya dalam masa pubertas dam masa remaja nampak kurang memadai. hal ini disebabkan karena keadaan fisiknya yang cacat, konsep-konsep yang slah tentang pergaulan muda-mudi yang dating dari lingkungan sosialnya.
b.Adanya perlindungan yang berlebih-lebihan (overprotectiveness)
Barkaitan dengan pola mendidik orang tua yang pernah dialami dalam mas kanak-kanak.dlam lingkungan kebudayaan manapun, selalu terdapat orang tua yang memiliki pola mendidik anak yang terlalu melindungi. Anak yang kurang dapat kesempatan untuk mengeksplorasi lingkungannya, mencoba-coba sesuatu dan melatih kemampuan dan ketrampilan-ketrampilannya, tidak sempat belajar mangambil keputusan sendiri dan sebagainya karena mendapat pengawasan dan naungan dibawah ketiak orang tuanya. Akibatnya timbul berbagai kesukaran bagi anak jika mereka telah dewasa.
c.Aspirasi-aspirasi yang tidak realitas (unrealistic aspiration)
Kesukaran-kesukaran pada masa dewasa awal dapat ditimbulkan oleh konsep-konsep yang tidak realistis dalam benak para dewasa awal tentang apa yang diharapkan dan apa yang dicapainya. Hal ini sangat menghambat bagi anak yang bersngkutan setelah dewasa untuk menguasai tugas-tugas perkembangannya. Karena antara harapan dan apa yang dicapainya tidak selalu selaras, menjadikan individu ini terkatung-katung dalam pilihan.
6.Peranan Pria dan Wanita dalam Masa Dewasa Awal
Pada umumnya pada masa remaja individu belum memiliki pengetahuan yang memadai untuk lebih memahami seluk belukperanan mereka masing-masing, baik pada hubungan kemajuan zaman dan adanya keterbatasan individual. Pada satu pihak, kemajuan zaman membuat kekaburan batas-batas peranan antara pria dan wanita. Pada lain pihak terdapat keterbatasan manusia dalam menantang alam dan nilai-nilai lingkungan social, sehingga manusia tidak bebas memainkan peranan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkannya.
Dalam kemajuan zaman, banyak gadis yang mau menjadi istri atau ibu jika trelah dewasa. Tetapi mereka tidak mau berperan menurut paham tradisional, yaitu pandangan dimana wanita berperan sebagai bawahan suami dan mengabdikan seluruh waktu mereka untuk rumah dan anak-anak tanpa mengindahkan minat-minat mereka. Bahkan seperti yang diungkapkan oleh banyak ahli, abanyak diantara wanita ynag mengharapkan agar mereka dapat mendidik atau menggurui suami mereka untuk menerima paham kesamarataan peranan. Dan mengijinkan mereka untuk memanfaatkan pendidikan dan latihan yang pernah mereka terima, dengan tambahan tugas dari suami dalam hal merawat rumah dan memelihara anak-anak. (Hurlock: 1968).

C.KESIMPULAN
perkembangan manusia ialah hasil dari interaksi dengan alam sekitar. Sifat personaliti manusia dipengaruhi oleh interaksi serta rangsangan-rangsangan yang diperoleh dari alam sekitar, iaitu bimbingan, asuhan, dan tunjuk ajar daripada ibu bapa dan keluarga. Keadaan masyarakat, budaya dan sosial juga merupakan satu daripada interaksi antara seseorang dengan alam sekitar yang akan menentukan wataknya apabila besar kelak.
tugas- tugas perkembangan antara lain:
1.Memilih teman bergaul (pertemanan)
2.Mulai bekerja
3.Belajar hidup bersama dengan suami atau istri (menikah)
Perkembangan masa dewasa awal :
1.Perkembangan kognitif
2.Perkembangan psikologi
3.Efisiensi fisik manusia
4.Perkembangan motorik
5.Perkembangan mental


DAFTAR PUSTAKA
Mappiare, Andi. Psikologi Orang Dewasa Bagi Penyesuaian dan Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.1983.
Mahmod Nazar Mohamad. Penghantar Psikologi Satu Pengenlan Asas Kepada Jiwa Dan Tingkah Laku Manusia. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.2001.
http://dewasaawal.blogspot.com/search/label/%28D%29%20Perkembangan%20Psikologi
http://www.docstoc.com/docs/22670694/Sifat-Kepribadian-dan-Faktor-yang-Mempengaruhi-Keberhasilan/
TOKOH-TOKOH TASAWUF
SUNNI DAN FALSAFI
I.TOKOH-TOKOH TASAWUF ARAB
A.Tokoh-tokoh Tasawuf Sunni
1.Al-Ghazali
AI-Ghazli nama lengkapnya Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Al-Ghazali. la lahir di Thus pada tahun 450 H (1058 M). Menurut al-ghazali jalan para sufi dalam tasawuf, baru dapat direalisasikan apabila sudah dilumpuhkan hambatan-hambatan jiwa serta membersihkan diri dari sifat-sifat yang buruk sehingga qalbu dapat terbebas dari pengaruh segala sesuatu selain Allah.
Pencipta Falsafah Menurut Ghazali Ada Tiga Golongan:
a.Filosof- filosof yang tidak beragama mereka menyangkal adanya Tuhan dan alam ini terjadi dengan sendirinya, tidak ada surga dan neraka.
b.Filosof yang berpegang pada alam dengan penyelidikan yang berdasarkan ilmu alam juga dan tidak memikirkan keagungan pencipta alam.
c.Filosof-filosof yang percaya pada Tuhan.
Pokok-pokok Ajaran Tasawuf Al-Ghazali ialah mengetahui rahasia Tuhan dan mengeuthui peraturan-peraturan-Nya mengenai segala yang ada. Al-Ghazali menjelaskan bahwa orang yang mempunyai ma’rifah tentang Tuhan, atau arif, tidak akan mengatakan kata-kata Ya Allah atau Ya Rabb karena memanggil Tuhan dengan kata-kata serupa itu menunjukkan bahwa Tuhan masih berada dibelakang tabir.orang yang duduk berhadapan dengan temannya tidak akan memanggil temannya dengan kata-kata seperti itu.
Al Ghazali misalnya berkata : "Apabila seorang hamba telah bersunyi dengan dirinya, berhentilah perjalanan indera lahir, dan bangunlah indera hatin Maka teruskanlah dzikir dengan hati, sebut dan ingatlah Dia, dan jangan lepaskan . "dan ketika itu ia tidak menerima kabar dari dirinya atau dari karena tidak ada lagi yang menguasai batin, selain yang Maha Kuasa.
2.Hasan Al-Basri
Hasan Al-Bisri adalah seorang tokoh ulama besar, sebagai guru besar Islam, beliau mendirikan pesantren di Basrah sesudah masa sahabat Nabi. Yaitu masa tabi'in. beliau dilahirkan di kota Madinah pada tahu 21 H atau bertepatan dengan tahun 632 M. dari seorang ulumul mu’min yang bernama: Khoiroh Maulad dan dari seorang amirul mukinimn bernama Yasar. Sedangkan nama lengkap dari Hasan adalah : Abu Said Al-Hasan Ibn Abi Al-Yasar Al-Basri. Dari nama yang begitu panjang itulah maka beliau dikenal dengan julukan Al-Hasan Al-Basri.Pokok-pokok Ajaran dan Pemikiranya Hasan Al Bisri.
a.Yang menyebabkan agama itu rusak, adalah hidup tamak atau serakah, sedangkan yang menyebabkan kamu itu baik adalah hidup wara'.
b.Hidup didunia sebaiknya tidak mewah atau sebaliknya selalu prihatin dan bersedih, sebab kita hidup di dunia ini bagai hidup di panggung sandiwara yang nanatinya akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat kelak hidup kita ini dipagari olehkematian yang mana seorangpun tidak ada yang tahu kapan saatnya ajal itu tiba. Maka dari itu, kehidupan yang beriman digunakan hanya untuk beribadah pada Allah semata,sebagai bekal hidup diakhirat kelak bukan untuk berfoya-foya atau bersenang-senang. Ilmu dan iman memudahkan kita untuk selalu taqqorrub (mendekatkan diri) pada kepada Allah.
Hidup didunia bagai ular berbisa yang lembut sentuhannya dan racunnya (bisanya) akan mematikan. Dalam arti kata, berhati - hati untuk hidup didunia yang pernah atau pernuh dengan pesoona, rayuan clan godaan.
Kelebihan Hasan Al-Basri antara lain adalah mempunya sifat-sifat terpuji dan ilmu pengetahuan yang luas dan dalam. Karena ilmunya yang dimilikiitulah,pernah Ali Bin Abi Tholib mengujinya dengan pertanyaan tentang kebaikan dankerusakan agama. karena meluasnya ilmu, membuat Hasan ai-Bisri hidup dalam ketakutan dan bersedih sehari-hari, zuhud dan wara’.
3.Al-Harits Al-Muhasibi
Al-Harits Al-Muhasibi adalah seorang tokoh sufi yang mempunyai nama lengkap Abu Abdullah Al-Harits bin Asad. Al-Harits Al-Muhasibi. Beliau dilahirkan pada tahun 165 H, di Basrah, beliau lebih dikenal dengan nama al-Muhasibi, sebab beliau termasuk golongan orang yang sangat menyenangi perhitungan atas dirinya supaya tidak terjatuh kepada perbuatan-perbuatan yang dapat menjerumuskan dirinya sendiri.
Al-Harits Al-Muhasibi mengembangkan beberapa dasar-dasar dan ajarannya antara lain :
a.Sebagai manusia baik, adalah meraka yang tidak terpengaruh oleh akhiratnya oleh dunianya juga tidak pula menirggalkan dunianya sebab akheratnya.
b.Sebaik-baik kelakuan adalah tahan dalam menderita, dalam kesusahan dan penderitaaan, mepersempit masa dan memperluas kasih, memperlembut tutur kata dan memperindah tingkah laku.
Orang yang selalu merasa puas akan termasuk golongan kaya, meskipun ia dalam keadaan miskin dan lapar, akan tetapi orang yang selalu kecewa termasuk golongan orang fakir, meskipun mempunyai harta yang melimpah ruah.
4.Abdul Karim Al-Qusyairi
Abdul Karim Al-Qusyairi adalah seorang tokoh sufi, beliau mempunyai nama yang lengkap sebagai berikut : Addul Karim Bin Hawazin Bin Abdul Malik Bi Tholhah Bin Muhammad Al-Naisaburi. Dasar-dasar Pemikkiran Abdul Karim Al-Qusyairi Antara Lain :
a.Ma’rifat menurut Abdul Karim Al-Qusyiari adalah seseorang yang sudah dapat mengenal Allah dalam pengenalanya itu sudah sampai kepada keyakinan yang kuat. Maka seseorang apabila seseorang itu sudah mencapai pada tingkatan ma’rifah, maka setiap tingkah lakunya dan pola pikirnya haruslah disadari dengan ilmu.
b.Ma’rifat adalah suatu sifat seseorang yang telah mengenal Allah melalui sifat dan asmanya, dengan meninggalkan sifat-sifat tercela, selalu ingat kepada Allah yang telah memberi karunia yang berupa kondisi mental yang tangguh ini dan tanpa adanya keragu-raguan,tidak dapat di palingkan apapun dan siapapun dan tetap dalam menuju ridha Allah SWT.
B.Tokoh Tasawuf Falsafi
1.Robi’ah Al-Adawiyah
Rabi’ah Al-Adawiyah adalah seorang sufi perempuan yang dapat menghiasi lembaran sejarah sufi dalam abad kedua hijriah. Ia lahir di Basrah pada tahun 714 M.Ia meninggal di tahun 801 M. keduaa orang tuanya ,eninggalsewaktu ia masih kecil dan kemudian ia kelihatanya dijual sebagai budak, tetapi pada akhirnya ia memperoleh kemerdekaan kembali.menurut cerita orang yang memilikinya bahwa ia melihat cahaya diatas kepala rabi’ah,dan sewaktuia beribadat cahaya itu menerangi seluruh ruangan rumahnya.setelah dibebaskan ia pergi menyendiri ke padang pasir dan memilih hidup sebagai zahid, dan menurut riwayat dari imam sya’rani bahwa pada suatu ketika ada yang menyebut siksa neraka dihadapan rabi’ah, mendengar ucapan itu, ia pingsanlah.pngsan yang dimaksud disini adalah pingsan dalam keadaan istigfar,memohom ampunan tuhan dan setelah ia siuman dari pingsanya ia berkata :“saya mesti meminta ampun lagi dengan cara memohon yang pertama”.
2.Yazid Al-Bushtami
Abu Yazid Al-Busthami nama lengkapnya Adalah Abu Yazid Taifur bin ‘Isa Al-Busthami. Ia lahir di Bistam, Persia, pada tahun 874 M, dan meninggal dalam usia 73 tahun.kelihatanya ia mempunyai istri, tetapi tak dapat diketahui perincian selanjutnya dari hidup perkawinannya itu. Ibunya juga merupakan seorang zahid, dan Abu Zahid amat patuh kepaanya. Sungguhpun orang tuanya sebagai pemuka masyarakat yang mampu di Bistam, namun Abu Yazid memilih hidup sederhana dan sangat menaruh kasih sayang kepada fakir miskin. Ia jarang keluar dari Bistam,
Dia berpesan, "Saya telah berimujahadah (beribadah sungguh-sungguh) selama 30 tahun. Tidak ada yaang paling berat bagiku selain mempelajariilmu dan mengamalkannya. Kalau bukan karena perbedaan pendapat para ulama, pasti saya tetap mendalami. Perbedaan pendapat para ulama adalah rahnmat kecuali dalam masalah tauhid." Dikatakan pula bahwit Abu Yasid tidak meninggal dunia ketika dia telah menghatamkan Al-Qur'an seluruhnya.
II.TOKOH-TOKOH TASAWUF DI INDONESIA
A.Tokoh-tokoh Tasawuf Sunni di Indonesia
1.Syaikh Abd Al-Shamad Al-Palembani
Al-Palembani berasal dari keturunan Arab Yaman. Ayahnya, Syaikh Abdul Al-Jalil Ibn Syaikh Abd Al-Waha Al-Mahdani, berhijrah ke kota palembang pada penghujung abad ke-17 M. Dia menjabat mufti di wilayah Kedah pada 1700 Menurut catatan silsilah Kedah. Setelah kembali ke Palembang, dia menikah dan dianugrahi seorang putra yang diberi nama ‘Abd Al-Shamad. Peristiwa ini terjadi antara 1700-1704 M. Al-Palembani menerima pelajaran pertama kali di negeri kelahirannya kemudian meneruskan di Masjid Al-Haram, Makkah Mukaramah.
Karya ilmiah yang pertama kali ditulisnya pada 1764 M berjudul Zuhrah Al-Murid Fi Bayan Kalimah Al-Tauhid, yang pada dasarnya merupakan kumpulan pelajaran yang telah diterima dari gurunya berkebangsaaan Mesir, Syaikh Ahmad Ibn ‘Abd Al-Mun’in Al-Damanhuri, seorang ulama dari Al-Azhar.
Al-Palembani menghabiskan hampir seluruh umurnya di Makkah dan Madinah menuntut ilmu dan mengarang. Diantara beberapa guru Al-Palembani adalah Syaikh Muhammad Al-Samman Al-Madani, pendiri tarekat Al-Summaniyah Al-Khalwatiyah. Syaikh ‘Abd Al-Rahman Ibn ‘Abd Al-Aziz Al-Maghrabi yang mengajarkan beberapa buku tasawuf dan filsafat Al-Tuhfah Al-Mursalah Ila Ruh An-Nabiyy, karya Syaikh Fadhlullah Al-Burhanfuri Al-Hindi yang popular di kalangan masyarakat Indonesia. Karya ilmiah Al-Palembani berjumlah tujuh buah, dua diantaranya sudah di cetak, empat merupakan manuskrip asli, dan yang ke tujuh belum ditemukan mesk disebutkan di dalam karya-karyanya.
Dalam menguraikan pemikiran Al-Palembani perlu merujuk Al-Junaid karena pengaruhnya yang cukup kuat melalui karya-karya Syaikh Ruslan Al-Dimisyqi dan Syaikh Zakaria Al-Anshari yang pada gilirannya selalu mengutip Al-Junaid. Menurut Al-Junaid tauhid murni yang menjadi keistimewaan sufi ialah “meng-Esa-kan sang Qadim dari segala sesuatu yang baru, melepaskan diri dari segala bentuk kematangan, memotong (hubungan) dengan segala sesuatu yang disenangi, meninggalkan semua yang diketahui dan yang tidak diketahui, dan bahwasannya Allah SWT Maha Kuasa di atas segala-galanya”.
Al-Palembani berpandapat bahwa ma’rifatullah (mengenal Allah SWT) secara langsung di dunia adalah mungkin meski memandang benar-benar kepada-Nya hanya dapat terjadi di akhirat.ma’rifat tercapai dalam bentuk cahaya yang dituangkan Allah SWT ke dalam hati hamba. Inilah yang menurut Al-Ghazali disebut ilmu laduni yang merupakan ilham dari Allah SWT kepada para nabi dan wali. Menurut Al-Palembani ma’rifah adalah surga di dunia.
Al-palembani mengutip peringkat-peringkat tauhid menurut al-ghazali sebagai berikut:
a.Derajat pertama, seseorang mengucapkan sahadah namun tidak mencerna dan tidak menyerap makna ucapan itu. Ini disebut tauhid orang munafiq.
b.Derajat kedua, yang bersangkutan meyakini sepenuhnya maknayang diucapkan orangislam. Untuk mengikat ini Al-Palembani berkomentar “ini adalah tauhid yang disebut sebagai Ushul Al-Din yang di anut ulama Asy’ariyah dan Maturidiyah”.
c.Derajat ketiga, yang bersngkutan menyaksikkan tauhid itu sendiri malalui cahaya kebenaran. Dan disinilah posisi hamba Allah yang selalu mendekatkan diri. Al-Palembani menegaskan bahwa ma’rifah bukan hasil kontemlasi spekulatif tentang Allah SWT.
d.Derajat keempat, bahwa seorang hanya melihat satu dalam wujud. Ini disebut musyahadah, kesaksian tauhid orang-orang Al-Shiddiqin atau dalam tasawuf disebut fana’ dalam tauhid.
2.KH. Mohammad Hasyim Al-Asy’ari
Beliau dilahirkan pada 1871 M dari keluarga basyaiban yang masih memiliki hubungan keturunan dengan para da’I Arab dari Ahl Al-Bait yang dating membawa islam di asia tenggara pada abad ke-4 H, mertuanya Syaikh Asy’ari ‘ustman seorang kyai pemimpin pesantren dan pimpinan tarekat Naqsyabandiyah.
Kegiatan pertama yang dilakukan hasyim Asy’ari sebagai bagian dari perjuangan hidupnya menegakkan islam adalah membenahi system pendidikan pesantren. Dalam waktu relative singkat, dia berhasil membangun sebuah model pesantren yang lebih menarik simpati umat islam untuk mengirim putra putrinya menuntut ilmu di bawah bimbingannya. Dan dengan semakn bertambahnya murid, bangunan infrastruktur pesantren membutuhkan perluasan. Sementara itu, pengaruh Hasyim Asy’ari yang secepat kilat menjalar di kalangan luas masyarakat memicu tumbuhnya semangat perjuangan melawan penjajah Balanda.
Setelah berhasil menerapkan gagasan-gagasan pendidikannya, terutama dengan berdirinya pesantren-pesantren baru Syaikh Hasyim Asy’ari mulai melangkah lebih strategis lagi, bersama K.H.A. Wahab Chasbullah dan Kyai Asnawi, dia memprakasai rencana pendirian sebuah organisasi yang dapat menyatukan seluruh potensi dan kekuata ulama dalamm satu kegiatan terpadu dan berencana. Gagasan tersebut kemudan mendapat dukungan penuh dari para ulama. Berkat keahlian dan pengaruh karismatiknya kalangan ulama akhirnya berhasil mendirikan sebuah wadah organisasi yang diberi nama Nahdlatul Ulama (NU) dengan tujuan agar perjuangan lebih mengarah pada gerakan sosial, pendidikan, dan keilmuan, berangkat dari prinsip universalisme islam. Dan sebagai apresiasi dan penghargaan atas jasa-jasa, kualifikasi ilmu dan kecakapan, serta berbagai keahlian lainnya Syaikh Hasyim Asy’ari terpilih menjadi pemimpin NU dan sejak itu mendapat gelar Syaikh Akbar ( Hadrotul Syaikh, Al-Rois Al-Akbar).
Beberapa kedudukan penting yag pernah dijabatnya, antara lain, mengetuai MIAI 1937-1942, Shumubu pada masa pendudukan Jepang, dan Masyumi 1943-1947. sejak pendirian organisasi NU 1926 Syaikh Akbar tetap memimpin NU hingga wafat 1947.
B.TOKOH-TOKOH TASAWUF FALSAFI
1.Al-Raniri
Nama lengkap Al-Raniri ialah Nuruddin Muhammad ibn Ali Hasanji ibn Muhammad Hamid Al-Quraysyi Al-Syafii Al-‘Asy’ari Al-‘Aydarusi Al-Raniri. Beliau merupakan anak kelahiran Aceh-Gujarat. Ranir ialah sebuah daerah yang terletak dekat Surat di Gujarat, India, yang merupakan sebuah pelabuhan terkenal di Pantai India Selatan pada ketika itu. Manakala, tarikh kelahirannya tidak seorang pun daripada kalangan ahli sejarah yang mencatatnya tetapi kemungkinan besar, menjelang pada akhir abad ke-16 Masihi. Beliau tinggal di Aceh antara 1637 – 1644 M. dan mempunyai hubungan rapat dengan sultan.
Al-Raniri sangat menentang panteisme, secara umum yang menurutnya sesat bahkan ateis, dan secara umum menentang pendapat-pendapat Fansuri. Tuduhan-tuduhan yang dikemukakan berkisar pada dasar-dasar pemikiran sebagai berikut:
a.Panteisme persis sama dengan pendapat-pendapat filosof, agama Zoroaster, ajaran reinkarnasi dalam hal hubungan antara khaliq dan makhluq, dalam ungkapan merekan “tiada perbedaan antara tuhan da makhluq”.
b.Panteisme mempraktikkan ajaran al-hulul-nya orang-orang ateis, yaitu percaya bahwa tuhan “berada di dalam makhluq”.
c.Panteisme percaya kepada Allah SWT “berwujud simple”.
d.Panteisme mengikuti doktri “Al-Qur’an adalah sebuah makhluq” sesuai dengan aliran Mu’tazilah.
Dia memandang tidak perlu memuktikan wujud ( keberadaan) Alah SWT, mengingat hal itu adalah kepastian yang final dalam persepsi lahir dari kondisi keilmuan menyusul wahyu.
2.Hamzah Al-Fansuri
Syeikh Hamzah Fansuri hidup sampai akhir pemerintahan Sultan Iskandar Muda ternyata juga ada perubahan daripada tulisan beliau yang termaktub dalam Ruba'i Hamzah Fansuri‚ selengkapnya, "Hanya yang sudah pasti, bahawa beliau hidup dalam masa pemerintahan Sultan Alaidin Riayat Syah IV Saiyidil Mukammil (997-1011 H-1589-1604 M) sampai ke permulaan pemerintahan Sultan Iskandar Muda Darma Wangsa Mahkota Alam (1016-1045 H-1607-1636 M)."
Karya-karya Syeikh Hamzah Al-Fansuri dapat digolongkan kepada peringkat awal dalam menghasilkan karya puisi/sastra dalam bahasa Melayu, sangat menonjol terutama sekali dalam sektor sufi.
a.Syarb Al- 'Asyiqin atau Zinatul Muwahhidin.
b.Asrar al-'Arifin Fi Bayan 'Ilm As-Suluk Wa At-Tauhid.
c.Al-Muntaha.
d.Ruba'i Hamzah Fansuri.
e.Kasyf Sirri Tajalli Ash-Shibyan.
f.Kitab Fi Bayani Ma'rifah.
Terhambatnya pada awal masanya, disebabkan oleh tiga kelopok penentang mereka yaitu:
1)Kelompok sufi yang melaksanakan ajaran-ajaran yang menyimpang dan Fansuri berdiri dihadapan mereka sebagai pihak oposisi, inilah yang menyulitkan langkah Fansuri.
2)Kelompok ulama dan fuqoha’ yang menmandang tasawuf sebagai kelompok yang sesat lagi menyesatkan dan keluar dari agama.
3)Kelompok yang eksekutif di negeri itu, para penguasa dan orang-orang kaya yang tenggelam dalam kenikmatan duniawi, yang melalaikan mereka dari nikmat Allah SWT.
Dia memperingatkan anak-anak negerinya dari fanatisme para ulama yang tidak menghiraukan segi mental keruhanian yang hakiki yang sesuai dengan ajaran islam, ditambah peringatan kepada mereka yang untuk menjauhkan diri dari kemewahan atau keangkuhan dan kehancuran yang keduanya merupakan cirri-ciri para penguasa dan orang kaya.
3.Syaikh Muhyi Al-Din Al-Jawi
Bahwa dia adalah putra Syaikh ‘Abd Al-Muhyi yang karismatik di daerah tasik, Jawa Barat, yang membangun Pesantren di daerah itu. Sementara makamnya sampai saat ini masih tetap diziarahi masyarakat. Sebagai bukti atas pengaruh karismatiknya di kalangan warga dan negerinya. Di atas pintu gerbang makam tertulis Sayyidina Syaikh Al-Hajj Waliyullah Radliyallahu. Menurut kepercayaan orang-orang jawa, dia adalah wali kesepuluh, melengkapi wali songo.