TOKOH-TOKOH TASAWUF
SUNNI DAN FALSAFI
I.TOKOH-TOKOH TASAWUF ARAB
A.Tokoh-tokoh Tasawuf Sunni
1.Al-Ghazali
AI-Ghazli nama lengkapnya Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Al-Ghazali. la lahir di Thus pada tahun 450 H (1058 M). Menurut al-ghazali jalan para sufi dalam tasawuf, baru dapat direalisasikan apabila sudah dilumpuhkan hambatan-hambatan jiwa serta membersihkan diri dari sifat-sifat yang buruk sehingga qalbu dapat terbebas dari pengaruh segala sesuatu selain Allah.
Pencipta Falsafah Menurut Ghazali Ada Tiga Golongan:
a.Filosof- filosof yang tidak beragama mereka menyangkal adanya Tuhan dan alam ini terjadi dengan sendirinya, tidak ada surga dan neraka.
b.Filosof yang berpegang pada alam dengan penyelidikan yang berdasarkan ilmu alam juga dan tidak memikirkan keagungan pencipta alam.
c.Filosof-filosof yang percaya pada Tuhan.
Pokok-pokok Ajaran Tasawuf Al-Ghazali ialah mengetahui rahasia Tuhan dan mengeuthui peraturan-peraturan-Nya mengenai segala yang ada. Al-Ghazali menjelaskan bahwa orang yang mempunyai ma’rifah tentang Tuhan, atau arif, tidak akan mengatakan kata-kata Ya Allah atau Ya Rabb karena memanggil Tuhan dengan kata-kata serupa itu menunjukkan bahwa Tuhan masih berada dibelakang tabir.orang yang duduk berhadapan dengan temannya tidak akan memanggil temannya dengan kata-kata seperti itu.
Al Ghazali misalnya berkata : "Apabila seorang hamba telah bersunyi dengan dirinya, berhentilah perjalanan indera lahir, dan bangunlah indera hatin Maka teruskanlah dzikir dengan hati, sebut dan ingatlah Dia, dan jangan lepaskan . "dan ketika itu ia tidak menerima kabar dari dirinya atau dari karena tidak ada lagi yang menguasai batin, selain yang Maha Kuasa.
2.Hasan Al-Basri
Hasan Al-Bisri adalah seorang tokoh ulama besar, sebagai guru besar Islam, beliau mendirikan pesantren di Basrah sesudah masa sahabat Nabi. Yaitu masa tabi'in. beliau dilahirkan di kota Madinah pada tahu 21 H atau bertepatan dengan tahun 632 M. dari seorang ulumul mu’min yang bernama: Khoiroh Maulad dan dari seorang amirul mukinimn bernama Yasar. Sedangkan nama lengkap dari Hasan adalah : Abu Said Al-Hasan Ibn Abi Al-Yasar Al-Basri. Dari nama yang begitu panjang itulah maka beliau dikenal dengan julukan Al-Hasan Al-Basri.Pokok-pokok Ajaran dan Pemikiranya Hasan Al Bisri.
a.Yang menyebabkan agama itu rusak, adalah hidup tamak atau serakah, sedangkan yang menyebabkan kamu itu baik adalah hidup wara'.
b.Hidup didunia sebaiknya tidak mewah atau sebaliknya selalu prihatin dan bersedih, sebab kita hidup di dunia ini bagai hidup di panggung sandiwara yang nanatinya akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat kelak hidup kita ini dipagari olehkematian yang mana seorangpun tidak ada yang tahu kapan saatnya ajal itu tiba. Maka dari itu, kehidupan yang beriman digunakan hanya untuk beribadah pada Allah semata,sebagai bekal hidup diakhirat kelak bukan untuk berfoya-foya atau bersenang-senang. Ilmu dan iman memudahkan kita untuk selalu taqqorrub (mendekatkan diri) pada kepada Allah.
Hidup didunia bagai ular berbisa yang lembut sentuhannya dan racunnya (bisanya) akan mematikan. Dalam arti kata, berhati - hati untuk hidup didunia yang pernah atau pernuh dengan pesoona, rayuan clan godaan.
Kelebihan Hasan Al-Basri antara lain adalah mempunya sifat-sifat terpuji dan ilmu pengetahuan yang luas dan dalam. Karena ilmunya yang dimilikiitulah,pernah Ali Bin Abi Tholib mengujinya dengan pertanyaan tentang kebaikan dankerusakan agama. karena meluasnya ilmu, membuat Hasan ai-Bisri hidup dalam ketakutan dan bersedih sehari-hari, zuhud dan wara’.
3.Al-Harits Al-Muhasibi
Al-Harits Al-Muhasibi adalah seorang tokoh sufi yang mempunyai nama lengkap Abu Abdullah Al-Harits bin Asad. Al-Harits Al-Muhasibi. Beliau dilahirkan pada tahun 165 H, di Basrah, beliau lebih dikenal dengan nama al-Muhasibi, sebab beliau termasuk golongan orang yang sangat menyenangi perhitungan atas dirinya supaya tidak terjatuh kepada perbuatan-perbuatan yang dapat menjerumuskan dirinya sendiri.
Al-Harits Al-Muhasibi mengembangkan beberapa dasar-dasar dan ajarannya antara lain :
a.Sebagai manusia baik, adalah meraka yang tidak terpengaruh oleh akhiratnya oleh dunianya juga tidak pula menirggalkan dunianya sebab akheratnya.
b.Sebaik-baik kelakuan adalah tahan dalam menderita, dalam kesusahan dan penderitaaan, mepersempit masa dan memperluas kasih, memperlembut tutur kata dan memperindah tingkah laku.
Orang yang selalu merasa puas akan termasuk golongan kaya, meskipun ia dalam keadaan miskin dan lapar, akan tetapi orang yang selalu kecewa termasuk golongan orang fakir, meskipun mempunyai harta yang melimpah ruah.
4.Abdul Karim Al-Qusyairi
Abdul Karim Al-Qusyairi adalah seorang tokoh sufi, beliau mempunyai nama yang lengkap sebagai berikut : Addul Karim Bin Hawazin Bin Abdul Malik Bi Tholhah Bin Muhammad Al-Naisaburi. Dasar-dasar Pemikkiran Abdul Karim Al-Qusyairi Antara Lain :
a.Ma’rifat menurut Abdul Karim Al-Qusyiari adalah seseorang yang sudah dapat mengenal Allah dalam pengenalanya itu sudah sampai kepada keyakinan yang kuat. Maka seseorang apabila seseorang itu sudah mencapai pada tingkatan ma’rifah, maka setiap tingkah lakunya dan pola pikirnya haruslah disadari dengan ilmu.
b.Ma’rifat adalah suatu sifat seseorang yang telah mengenal Allah melalui sifat dan asmanya, dengan meninggalkan sifat-sifat tercela, selalu ingat kepada Allah yang telah memberi karunia yang berupa kondisi mental yang tangguh ini dan tanpa adanya keragu-raguan,tidak dapat di palingkan apapun dan siapapun dan tetap dalam menuju ridha Allah SWT.
B.Tokoh Tasawuf Falsafi
1.Robi’ah Al-Adawiyah
Rabi’ah Al-Adawiyah adalah seorang sufi perempuan yang dapat menghiasi lembaran sejarah sufi dalam abad kedua hijriah. Ia lahir di Basrah pada tahun 714 M.Ia meninggal di tahun 801 M. keduaa orang tuanya ,eninggalsewaktu ia masih kecil dan kemudian ia kelihatanya dijual sebagai budak, tetapi pada akhirnya ia memperoleh kemerdekaan kembali.menurut cerita orang yang memilikinya bahwa ia melihat cahaya diatas kepala rabi’ah,dan sewaktuia beribadat cahaya itu menerangi seluruh ruangan rumahnya.setelah dibebaskan ia pergi menyendiri ke padang pasir dan memilih hidup sebagai zahid, dan menurut riwayat dari imam sya’rani bahwa pada suatu ketika ada yang menyebut siksa neraka dihadapan rabi’ah, mendengar ucapan itu, ia pingsanlah.pngsan yang dimaksud disini adalah pingsan dalam keadaan istigfar,memohom ampunan tuhan dan setelah ia siuman dari pingsanya ia berkata :“saya mesti meminta ampun lagi dengan cara memohon yang pertama”.
2.Yazid Al-Bushtami
Abu Yazid Al-Busthami nama lengkapnya Adalah Abu Yazid Taifur bin ‘Isa Al-Busthami. Ia lahir di Bistam, Persia, pada tahun 874 M, dan meninggal dalam usia 73 tahun.kelihatanya ia mempunyai istri, tetapi tak dapat diketahui perincian selanjutnya dari hidup perkawinannya itu. Ibunya juga merupakan seorang zahid, dan Abu Zahid amat patuh kepaanya. Sungguhpun orang tuanya sebagai pemuka masyarakat yang mampu di Bistam, namun Abu Yazid memilih hidup sederhana dan sangat menaruh kasih sayang kepada fakir miskin. Ia jarang keluar dari Bistam,
Dia berpesan, "Saya telah berimujahadah (beribadah sungguh-sungguh) selama 30 tahun. Tidak ada yaang paling berat bagiku selain mempelajariilmu dan mengamalkannya. Kalau bukan karena perbedaan pendapat para ulama, pasti saya tetap mendalami. Perbedaan pendapat para ulama adalah rahnmat kecuali dalam masalah tauhid." Dikatakan pula bahwit Abu Yasid tidak meninggal dunia ketika dia telah menghatamkan Al-Qur'an seluruhnya.
II.TOKOH-TOKOH TASAWUF DI INDONESIA
A.Tokoh-tokoh Tasawuf Sunni di Indonesia
1.Syaikh Abd Al-Shamad Al-Palembani
Al-Palembani berasal dari keturunan Arab Yaman. Ayahnya, Syaikh Abdul Al-Jalil Ibn Syaikh Abd Al-Waha Al-Mahdani, berhijrah ke kota palembang pada penghujung abad ke-17 M. Dia menjabat mufti di wilayah Kedah pada 1700 Menurut catatan silsilah Kedah. Setelah kembali ke Palembang, dia menikah dan dianugrahi seorang putra yang diberi nama ‘Abd Al-Shamad. Peristiwa ini terjadi antara 1700-1704 M. Al-Palembani menerima pelajaran pertama kali di negeri kelahirannya kemudian meneruskan di Masjid Al-Haram, Makkah Mukaramah.
Karya ilmiah yang pertama kali ditulisnya pada 1764 M berjudul Zuhrah Al-Murid Fi Bayan Kalimah Al-Tauhid, yang pada dasarnya merupakan kumpulan pelajaran yang telah diterima dari gurunya berkebangsaaan Mesir, Syaikh Ahmad Ibn ‘Abd Al-Mun’in Al-Damanhuri, seorang ulama dari Al-Azhar.
Al-Palembani menghabiskan hampir seluruh umurnya di Makkah dan Madinah menuntut ilmu dan mengarang. Diantara beberapa guru Al-Palembani adalah Syaikh Muhammad Al-Samman Al-Madani, pendiri tarekat Al-Summaniyah Al-Khalwatiyah. Syaikh ‘Abd Al-Rahman Ibn ‘Abd Al-Aziz Al-Maghrabi yang mengajarkan beberapa buku tasawuf dan filsafat Al-Tuhfah Al-Mursalah Ila Ruh An-Nabiyy, karya Syaikh Fadhlullah Al-Burhanfuri Al-Hindi yang popular di kalangan masyarakat Indonesia. Karya ilmiah Al-Palembani berjumlah tujuh buah, dua diantaranya sudah di cetak, empat merupakan manuskrip asli, dan yang ke tujuh belum ditemukan mesk disebutkan di dalam karya-karyanya.
Dalam menguraikan pemikiran Al-Palembani perlu merujuk Al-Junaid karena pengaruhnya yang cukup kuat melalui karya-karya Syaikh Ruslan Al-Dimisyqi dan Syaikh Zakaria Al-Anshari yang pada gilirannya selalu mengutip Al-Junaid. Menurut Al-Junaid tauhid murni yang menjadi keistimewaan sufi ialah “meng-Esa-kan sang Qadim dari segala sesuatu yang baru, melepaskan diri dari segala bentuk kematangan, memotong (hubungan) dengan segala sesuatu yang disenangi, meninggalkan semua yang diketahui dan yang tidak diketahui, dan bahwasannya Allah SWT Maha Kuasa di atas segala-galanya”.
Al-Palembani berpandapat bahwa ma’rifatullah (mengenal Allah SWT) secara langsung di dunia adalah mungkin meski memandang benar-benar kepada-Nya hanya dapat terjadi di akhirat.ma’rifat tercapai dalam bentuk cahaya yang dituangkan Allah SWT ke dalam hati hamba. Inilah yang menurut Al-Ghazali disebut ilmu laduni yang merupakan ilham dari Allah SWT kepada para nabi dan wali. Menurut Al-Palembani ma’rifah adalah surga di dunia.
Al-palembani mengutip peringkat-peringkat tauhid menurut al-ghazali sebagai berikut:
a.Derajat pertama, seseorang mengucapkan sahadah namun tidak mencerna dan tidak menyerap makna ucapan itu. Ini disebut tauhid orang munafiq.
b.Derajat kedua, yang bersangkutan meyakini sepenuhnya maknayang diucapkan orangislam. Untuk mengikat ini Al-Palembani berkomentar “ini adalah tauhid yang disebut sebagai Ushul Al-Din yang di anut ulama Asy’ariyah dan Maturidiyah”.
c.Derajat ketiga, yang bersngkutan menyaksikkan tauhid itu sendiri malalui cahaya kebenaran. Dan disinilah posisi hamba Allah yang selalu mendekatkan diri. Al-Palembani menegaskan bahwa ma’rifah bukan hasil kontemlasi spekulatif tentang Allah SWT.
d.Derajat keempat, bahwa seorang hanya melihat satu dalam wujud. Ini disebut musyahadah, kesaksian tauhid orang-orang Al-Shiddiqin atau dalam tasawuf disebut fana’ dalam tauhid.
2.KH. Mohammad Hasyim Al-Asy’ari
Beliau dilahirkan pada 1871 M dari keluarga basyaiban yang masih memiliki hubungan keturunan dengan para da’I Arab dari Ahl Al-Bait yang dating membawa islam di asia tenggara pada abad ke-4 H, mertuanya Syaikh Asy’ari ‘ustman seorang kyai pemimpin pesantren dan pimpinan tarekat Naqsyabandiyah.
Kegiatan pertama yang dilakukan hasyim Asy’ari sebagai bagian dari perjuangan hidupnya menegakkan islam adalah membenahi system pendidikan pesantren. Dalam waktu relative singkat, dia berhasil membangun sebuah model pesantren yang lebih menarik simpati umat islam untuk mengirim putra putrinya menuntut ilmu di bawah bimbingannya. Dan dengan semakn bertambahnya murid, bangunan infrastruktur pesantren membutuhkan perluasan. Sementara itu, pengaruh Hasyim Asy’ari yang secepat kilat menjalar di kalangan luas masyarakat memicu tumbuhnya semangat perjuangan melawan penjajah Balanda.
Setelah berhasil menerapkan gagasan-gagasan pendidikannya, terutama dengan berdirinya pesantren-pesantren baru Syaikh Hasyim Asy’ari mulai melangkah lebih strategis lagi, bersama K.H.A. Wahab Chasbullah dan Kyai Asnawi, dia memprakasai rencana pendirian sebuah organisasi yang dapat menyatukan seluruh potensi dan kekuata ulama dalamm satu kegiatan terpadu dan berencana. Gagasan tersebut kemudan mendapat dukungan penuh dari para ulama. Berkat keahlian dan pengaruh karismatiknya kalangan ulama akhirnya berhasil mendirikan sebuah wadah organisasi yang diberi nama Nahdlatul Ulama (NU) dengan tujuan agar perjuangan lebih mengarah pada gerakan sosial, pendidikan, dan keilmuan, berangkat dari prinsip universalisme islam. Dan sebagai apresiasi dan penghargaan atas jasa-jasa, kualifikasi ilmu dan kecakapan, serta berbagai keahlian lainnya Syaikh Hasyim Asy’ari terpilih menjadi pemimpin NU dan sejak itu mendapat gelar Syaikh Akbar ( Hadrotul Syaikh, Al-Rois Al-Akbar).
Beberapa kedudukan penting yag pernah dijabatnya, antara lain, mengetuai MIAI 1937-1942, Shumubu pada masa pendudukan Jepang, dan Masyumi 1943-1947. sejak pendirian organisasi NU 1926 Syaikh Akbar tetap memimpin NU hingga wafat 1947.
B.TOKOH-TOKOH TASAWUF FALSAFI
1.Al-Raniri
Nama lengkap Al-Raniri ialah Nuruddin Muhammad ibn Ali Hasanji ibn Muhammad Hamid Al-Quraysyi Al-Syafii Al-‘Asy’ari Al-‘Aydarusi Al-Raniri. Beliau merupakan anak kelahiran Aceh-Gujarat. Ranir ialah sebuah daerah yang terletak dekat Surat di Gujarat, India, yang merupakan sebuah pelabuhan terkenal di Pantai India Selatan pada ketika itu. Manakala, tarikh kelahirannya tidak seorang pun daripada kalangan ahli sejarah yang mencatatnya tetapi kemungkinan besar, menjelang pada akhir abad ke-16 Masihi. Beliau tinggal di Aceh antara 1637 – 1644 M. dan mempunyai hubungan rapat dengan sultan.
Al-Raniri sangat menentang panteisme, secara umum yang menurutnya sesat bahkan ateis, dan secara umum menentang pendapat-pendapat Fansuri. Tuduhan-tuduhan yang dikemukakan berkisar pada dasar-dasar pemikiran sebagai berikut:
a.Panteisme persis sama dengan pendapat-pendapat filosof, agama Zoroaster, ajaran reinkarnasi dalam hal hubungan antara khaliq dan makhluq, dalam ungkapan merekan “tiada perbedaan antara tuhan da makhluq”.
b.Panteisme mempraktikkan ajaran al-hulul-nya orang-orang ateis, yaitu percaya bahwa tuhan “berada di dalam makhluq”.
c.Panteisme percaya kepada Allah SWT “berwujud simple”.
d.Panteisme mengikuti doktri “Al-Qur’an adalah sebuah makhluq” sesuai dengan aliran Mu’tazilah.
Dia memandang tidak perlu memuktikan wujud ( keberadaan) Alah SWT, mengingat hal itu adalah kepastian yang final dalam persepsi lahir dari kondisi keilmuan menyusul wahyu.
2.Hamzah Al-Fansuri
Syeikh Hamzah Fansuri hidup sampai akhir pemerintahan Sultan Iskandar Muda ternyata juga ada perubahan daripada tulisan beliau yang termaktub dalam Ruba'i Hamzah Fansuri‚ selengkapnya, "Hanya yang sudah pasti, bahawa beliau hidup dalam masa pemerintahan Sultan Alaidin Riayat Syah IV Saiyidil Mukammil (997-1011 H-1589-1604 M) sampai ke permulaan pemerintahan Sultan Iskandar Muda Darma Wangsa Mahkota Alam (1016-1045 H-1607-1636 M)."
Karya-karya Syeikh Hamzah Al-Fansuri dapat digolongkan kepada peringkat awal dalam menghasilkan karya puisi/sastra dalam bahasa Melayu, sangat menonjol terutama sekali dalam sektor sufi.
a.Syarb Al- 'Asyiqin atau Zinatul Muwahhidin.
b.Asrar al-'Arifin Fi Bayan 'Ilm As-Suluk Wa At-Tauhid.
c.Al-Muntaha.
d.Ruba'i Hamzah Fansuri.
e.Kasyf Sirri Tajalli Ash-Shibyan.
f.Kitab Fi Bayani Ma'rifah.
Terhambatnya pada awal masanya, disebabkan oleh tiga kelopok penentang mereka yaitu:
1)Kelompok sufi yang melaksanakan ajaran-ajaran yang menyimpang dan Fansuri berdiri dihadapan mereka sebagai pihak oposisi, inilah yang menyulitkan langkah Fansuri.
2)Kelompok ulama dan fuqoha’ yang menmandang tasawuf sebagai kelompok yang sesat lagi menyesatkan dan keluar dari agama.
3)Kelompok yang eksekutif di negeri itu, para penguasa dan orang-orang kaya yang tenggelam dalam kenikmatan duniawi, yang melalaikan mereka dari nikmat Allah SWT.
Dia memperingatkan anak-anak negerinya dari fanatisme para ulama yang tidak menghiraukan segi mental keruhanian yang hakiki yang sesuai dengan ajaran islam, ditambah peringatan kepada mereka yang untuk menjauhkan diri dari kemewahan atau keangkuhan dan kehancuran yang keduanya merupakan cirri-ciri para penguasa dan orang kaya.
3.Syaikh Muhyi Al-Din Al-Jawi
Bahwa dia adalah putra Syaikh ‘Abd Al-Muhyi yang karismatik di daerah tasik, Jawa Barat, yang membangun Pesantren di daerah itu. Sementara makamnya sampai saat ini masih tetap diziarahi masyarakat. Sebagai bukti atas pengaruh karismatiknya di kalangan warga dan negerinya. Di atas pintu gerbang makam tertulis Sayyidina Syaikh Al-Hajj Waliyullah Radliyallahu. Menurut kepercayaan orang-orang jawa, dia adalah wali kesepuluh, melengkapi wali songo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar