Kamis, 16 Mei 2013

PERAN DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN DALAM PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN KEPENDIDIKAN II (Studi Kasus Di MA Nurul Mujtahidin Mlarak Ponorogo)


PERAN DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN
DALAM PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN KEPENDIDIKAN II
(Studi Kasus Di MA Nurul Mujtahidin Mlarak Ponorogo)

I.       LATAR BELAKANG MASALAH
Praktek Pengalaman Lapangan Kependidikan II adalah kegiatan lanjutan dari kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan Kependidikan I atau microteaching yang bersifat intrakurkuler yang wajib dilakukan oleh setiap mahasiswa jurusan tarbiyah STAIN Ponorogo, yang meliputi latihan mengajar di kelas (real teaching) dan latihan mengenal pengelolaan sekolah atau madrasah secara terbimbing dan terpadu, sebagai syarat pembentukan profesi kependidikan.
Landasan PPLK II jurusan tarbiyah STAIN ponorogo dilaksanakan atas dasar sebagai berikut:
1.      Undang- Undang Republik Indonesia no 20 tahun 2003 tentang sisdiknas
2.      Undang- Undang Republik Indonesia no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
3.      Peraturan pemerintah no 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan
4.      Peraturan menteri pendidikan nasional no 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi pendidik
5.      Statuta stain ponorogo
Tujuan Praktek Pengalaman Lapangan Kependidikan II adalah:
1.      Membimbing mahasiswa jurusan tarbiyah stain ponorogo sebagai calon guru yang profesional dengan tugas utama mendidik mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, serta pada jenjang pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
2.      Membimbing mahasiswa jurusan tarbiyah stain ponorogo sebagai calon guru yang memiliki kompetensi keguruan, yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
3.      Membimbing mahasiswa jurusan tarbiyah stain ponorogo sebagai calon guru yang memiliki kemampuan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan di lingkunga sekolah atau madrasah.
Status Praktek Pengalaman Lapangan Kependidikan II adalah:
1.      praktek pengalaman lapangan kependidikan merupakan bagian kurikulum jurusan tarbiyah sebagai mata kuliah keahlian berkarya (MKB) yang wajib diikuti oleh mahasiswa jurusan tarbiyah stain ponorogo.
2.      Praktek Pengalaman Lapangan Kependidikan  jurusan tarbiyah stain ponorogo memiliki bobot 6 ( enam ) SKS dengan perincian:
a.       PPLK I                  : 2 SKS
b.      PPLK II                : 4 SKS[1]
Pembimbingan PPLK II jurusan tarbiyah STAIN Ponorogo dilakukan oleh kepala sekolah atau madrasah, guru pamong dan dosen pembimbing lapangan, dengan pembagian tugas sebagai berikut:
1.      Tugas kepala sekolah  :
a.       Mengadakan perkenalan antara peserta PPLK II dengan seluruh personalia di lingknga sekolah atau madrasah.
b.      Membimbing peserta PPLK II dalam melaksanakan observasi tentang situasi dan kondisi di sekolah atau madrasah secara menyeluruh
c.       Membimbing peserta PPLK II dalam mengenal pengelolaan sekolah atau madrasah
d.      Mengevaluasi hasil kegiatan peserta PPLK II dalam mengenal pengelolaan sekolah atau madrasah
e.       Menandatangani laporan kegiatan PPLK II yang meliputi laporan kegiatan latihan mengajar (laporan individu) dan laporan kegiatan latihan mengenal pengelolaan sekolah atau madrasah (laporan kolektif).
2.      Tugas Guru Pamong
a.       Memberitahukan jadwal latihan mengajar di kelas kepada peserta PPLK II
b.      Membimbing dan menilai perangkat mengajar tertulis
c.       Memberikan penilaian PPLK II dan melaporkannya kepada dosen pembimbing lapangan
d.      Mendiskusikan dan memberikan feedback terhadap kegiatan latihan praktetk mengajar yang dilakukan oleh peserta PPLK II di kelas
e.       Menandatangni laporan individual peserta PPLK II tentang kegiatan latihan mengajar di kelas yang meliputi : kegiatan perencanaan pembelajaran, kegiatan pelaksanaan pembelajaran di kelas, kegiatan pengamatan pembelajaran di kelas dan kegiatan refleksi setelah kegiatan pembelajaran selesai.
3.      Tugas dosen pembimbing lapangan:
a.       Mengantarkan peseta ke tempat praktek lapangan dan memintakan izin pulang setelah seluruh rangkaian acara praktek lapangan selesai
b.      Monitoring peserta sekali dalam seminggu
c.       Memberikan bimbingan dan pembekalan khusus sebelum melaksanakan PPLK II
d.      Memberikan penilaian kemampuan setiap peserta PPLK II dalam mempertanggung jawabkan secara teoritik laporan kegiatan pembelajaran.[2]

II.    FOKUS PENELITIAN
Penelitian ini difokuskan pada Peran Dosen Pembimbing Lapangan Dalam Praktek Pengalaman Lapangan Kependidikan II yang meliputi monitoring, bimbingan, pembekalan dan penilaian terhadap Mahasiswa PPLK II STAIN Ponorogo di MA Nurul Mujtahidin Mlarak Ponorogo.



III. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah peran dosen Pembimbing Lapangan PPLK II di MA Nurul Mujtahidin Mlarak Ponorogo?
2.      Factor apakah yang menyebabkan kurangnya peran dosen pembimbing lapangan dalam PPLK II di MA Nurul Mujtahidin Mlarak Ponorogo?

IV.  TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian, maka Tujuan Penelitian yang ingin di capai adalah:
1.         Untuk mengetahui peran Dosen Pembimbing Lapangan PPLK II di MA Nurul Mujtahidin Mlarak Ponorogo.
2.         Untuk mengetahui faktor penyebab kurangnya peran Dosen Pembimbing Lapangan PPLK II di MA Nurul Mujtahidin Mlarak Ponorogo.

V.    MANFAAT PENELITIAN
1.      Teoritis
Diharapkan penelitian ini mampu memberikan sumbangan pemikiran dan   tambahan ilmu pengetahuan khususnya pada Dosen Pembimbing Lapangan PPLK II STAIN Ponorogo.
2.      Praktis
Penelitian ini dapat berguna sebagai masukan dalam menentukan kebijakan lebih lanjut bagi Dosen STAIN Ponorogo mengenai peranan  Dosen dalam mengoptimalkan PPLK II STAIN Ponorogo.

VI.  LANDASAN TEORI DAN/ ATAU TELAAH PUSTAKA
Untuk memperkuat masalah yang akan di teliti maka penulis mengadakan tela’ah pustaka dengan cara mencari dan menemukan teori-teori yang akan di jadikan landasan penelitian, yaitu:
1.      Tugas dan peranan dosen di perguruan tinggi
tanggung jawab dan peranan dari seorang dosen di perguruan tinggi antara lain :
a.       Tugas dalam pendidikan dan pengajaran, meliputi :
1)      Memberi kuliah termasuk memberi dan memeriksa ujian, makalah dan skripsi.
2)      Membantu memberi kuliah dan mempersiapkan bahan-bahan kuliah.
3)      Membantu memeriksa makalah dan skripsi.
4)      Menjadi sponsor(pembimbing) dalam penyusunan makalah dan skripsi
5)      Memimpin dan mengelola laboratorium dan studio.
6)      Memimpin dan membimbing praktek di laboratorium atau praktek pendidikan, praktek bengkel kerja dan praktek di lapangan.
7)      Memberikan laporan praktek
8)      Memberikan latihan response
9)      Memberikan bimbingan dan pengajaran remedial, dan sebagainya
b.      Tugas dalam penelitian, meliputi :
1)      Mengadakan penelitian ilmiah.
2)      Membimbing penelitian bagi mahasiswa dalam persiapan skripsi.
3)      Berpartisipasi dalam seminar dan berbagai kegiatan ilmiah lainnya.
4)      Membimbing penelitian untuk menjurus kepada spesialisasi dan pembuatan laporan ilmiah, dan lain sebagainya
c.       Kegiatan pengabdian kepada lembaga perguruan tinggi dan pengabdian kepada masyarakat, meliputi :
1)      Turut membantu kebijaksanaan dalam kerangka rencana induk akademik.
2)      Pemegang otoritas dalam spesialisasinya.
3)      Merencanakan dan melaksanakan pembentukan serta pembinaan kader.
4)      Pembinaan institusional dan kader ilmiah
d.      Bimbingan kepada para mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan dan minat mahasiswa di dalam proses pendidikan.
e.       Tugas membantu kelancaran perkuliahan, ujian-ujian dan tugas lainnya yang dibebankan oleh ketua jurusan.[3]
Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian ini terkait dengan tela’ah pustaka terdahulu yang berusaha mengupas pembahasan tentang:
I Nyoman Sudiana. 2003, Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP Negeri Singaraja yang berjudul : “Peranan Profesionalisme Tenaga Pengajar (Dosen) Terhadap Proses Pembelajaran Di Perguruan Tinggi
Yang menghasilkan temuan tentang:
Di era globalisasi ini, PT menghadapi tantangan yang besar. Untuk itu, diperlukan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran dalam rangka menghasilkan lulusan yang bermutu. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran di PT, dituntut adanya peningkatan profesionalisme dosen. Profesionalisme mengisyaratkan empat kompetensi yang harus dimiliki dosen, khususnya kompetensi dosen yang terkait dengan tugas utamanya sebagai pengajar sekaligus pendidik, yaitu kompetensi bidang studi, kompetensi pemahaman tentang peserta didik, kompetensi pembelajaran yang mendidik, dan kompetensi pengembangan kepribadian dan keprofesionalan.
Metode merupakan salah satu aspek penting dalam penciptaan kondisi yang kondusif bagi proses belajar para mahasiswa. Oleh karena itu, dosen yang profesional  harus memiliki kompetensi metodologi yang merupakan salah satu kompetensi pembelajaran yang mendidik.
Berdasarkan simpulan di atas, disarankan agar perguruan tinggi senantiasa meningkatkan profesionalisme dosen yang meliputi empat kompetensi di atas. Di samping itu, kompetensi metodologi dosen juga perlu ditingkatkan untuk mendukung salah satu kompetensi pembelajaran yang mendidik.
Menurut kami “Peranan Profesionalisme Tenaga Pengajar (Dosen) Terhadap Proses Pembelajaran Di Perguruan Tinggi” sangatlah relevan dengan Praktek Pengalaman Lapangan Kependidikan II di STAIN Ponorogo karena monitoring, bimbingan, pengarahan dan evaluasi mutlak diperlukan mahasiswa peserta PPLK II guna memaksimalkan proses pembelajaran dalam PPLK II.

VII.    METODOLOGI PENELITIAN
1.      Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan Metodologi dengan pendekatan kualitatif, yang memiliki karakteristik alami (natural setting) sebagai sumber data lansung, kritis, deskriptif, proses lebih dipentingkan dari pada hasil, analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara analisa induktif dan makna merupakan hal yang esensial.[4]
Ada 6 (enam) macam metodologi penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu: etnografis, studi kasus, grounded theory, interaktif, partisipatories, dan penelitian tindakan kelas.
Dalam hal ini penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus (case study), yaitu: suatu penelitian yang dilakukan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit sosial: individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.[5]
2.      Kehadiran Peneliti
Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan serta, sebab peranan penelitilah yang menentukan keseluruhan skenarionya.[6]
Untuk itu, dalam hal ini peneliti adalah sebagai instrumen kunci, partisipasi penuh sekaligus pengumpul data, sedangkan instrumen yang lain adalah sebagai penunjang.
3.      Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di MA Nurul Mujtahidin Mlarak Ponorogo karena di dasarkan pada pertimbangan adanya keluhan dari para peserta, Guru pamong, dan Kepala Madrasah dalam pelaksanaan PPLK II di MA Nurul Mujtahidin Mlarak Ponorogo karena kurangnya peran Dosen Pembimbing Lapangan dalam monitoring, membimbing, mengarahkan dan mengevaluasi terhadap peserta PPLK II.
4.      Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah tambahan, seperti dokumen dan lainnya.
Dengan demikian sumber data dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tidakan sebagai sumber utama, sedangkan sumber data tertulis, foto dan catatan tertulis adalah sumber data tambahan.
5.      Prosedur Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Sebab bagi peneliti kualitatif fenomena dapat di mengerti maknanya secara baik, apabila dilakukan interaksi dengan subyek melalui wawancara mendalam dan observasi pada latar, dimana fenomena tersebut berlansung dan di samping itu untuk melengkapi data diperlukan dokumentasi (tentang bahan-bahan yang ditulis oleh atau tentang subyek).
a.       Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Maksud digunakannya wawancara anatara lain adalah (a) mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain, (b) mengkonstruksikan kebulatan-kebulatan demikian yang dialami masa lalu.
Dalam penelitian ini teknik wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara mendalam artinya peneliti mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan fokus permasalahan. Sehingga data-data yang dibutuhkan dalam penelitian dapat terkumpul secara maksimal sedangkan subjek peneliti dengan teknik Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel bertujuan, sehingga memenuhi kepentingan peneliti.[7]
Sedangkan jumlah informan yang diambil terdiri dari:
1)      Peserta PPLK II di MA Nurul Mujtahidin Mlarak Ponorogo.
2)      Guru pamong PPLK II di MA Nurul Mujtahidin Mlarak Ponorogo.
3)      Kepala Madrasah di MA Nurul Mujtahidin Mlarak Ponorogo.
b.      Teknik Observasi
Observasi dalam penelitian kualitatif observasi diklarifikasikan menurut tiga caraPertama, pengamat dapat bertindak sebagai partisipan atau non partisipan. Kedua, observasi dapat dilakukan secara terus terang atau penyamaran. Ketiga, observasi yang menyangkut latar penelitian dan dalam penelitian ini digunakan tehnik observasi yang pertama di mana pengamat bertindak sebagai partisipan.
c.       Tehnik Dokumentasi,
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber non insani, sumber ini terdiri dari dokumen dan rekaman. “Rekaman” sebagai setiap tulisan atau pernyataan yang dipersiapkan oleh atau untuk individual atau organisasi dengan tujuan membuktikan adanya suatu peristiwa atau memenihi accounting. Sedangkan “Dokumen” digunakan untuk mengacu atau bukan selain rekaman, yaitu tidak dipersiapkan secara khusus untuk tujuan tertentu, seperti: surat-surat, buku harian, catatan khusus, foto-foto dan sebagainya.[8]


6.      Analisa Data
Setelah semua data terkumpul, maka langka berikutnya adalah pengelolahan dan analisa data. Yang di maksud dengan analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh dirinya sendiri atau orang lain.
Analisis data dalam kasus ini menggunakan analisis data kualitatif, maka dalam analisis data selama di lapangan peneliti  menggunakan model spradley, yaitu tehnik analisa data yang di sesuaikan dengan tahapan dalam penelitian, yaitu:
1.        Pada tahap penjelajahan dengan tehnik pengumpulan data grand tour question, yakni pertama dengan memilih situasi sosial (place, actor, activity),
2.        Kemudian setelah memasuki lapangan, dimulai dengan menetapkan seseorang informan “key informant” yang merupakan informan yang berwibawa dan dipercaya mampu “membukakan pintu” kepada peneliti untuk memasuki obyek penelitian. Setelah itu peneliti melakukan wawancara kepada informan tersebut, dan mencatat hasil wawancara. Setelah itu perhatian peneliti pada obyek penelitian dan memulai mengajukan pertanyaan deskriptif, dilanjutkan dengan analisis terhadap hasil wawancara. Berdasarkan hasil dari analisis wawancara selanjutnya peneliti melakukan analisis domain.
3.        Pada tahap menentukan fokus (dilakukan dengan observasi terfokus) analisa data dilakukan dengan analisis taksonomi.
4.        Pada tahap selection (dilakukan dengan observasi terseleksi) selanjutnya peneliti mengajukan pertanyaan kontras, yang dilakukan dengan analisis komponensial.
5.        Hasil dari analisis komponensial, melalui analisis tema peneliti menemukan tema-tema budaya. Berdasarkan temuan tersebut, selanjutnya peneliti menuliskan laporan penelitian kualitatif.[9]
6.        Pengecekan Keabsahan Temuan
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaruhi dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas). Derajat kepercayaan keabsahan data (kredebilitas) dapat diadakan pengecekkan dengan tehnik pengamatan yang tekun, dan triangulasi. Ketekunan pengamatan yang dimaksud adalah menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari.
7.        Tahapan-tahapan Penelitian
Tahapan-tahapan penelitian ini ada tiga tahapan dan ditambah dengan tahap terakhir penelitian yaitu tahap penulisan laporan hasil penelitian. Tahap-tahap penelitian tersebut adalah (1) tahap pra lapangan, yang meliputi menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajagi dan menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian dan menyangkut persoalan etika penelitian; (2) tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi memahami latar penelitian  dan persiapan diri, memasuki lapangan dan berperan serta sambil mengumpulkan data, (3) tahap analisis data, yang meliputi analisis selama dan setelah pengumpulan data; (4) tahap penulisan hasil laporan penelitian.

VIII.    SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Di dalam penulisan skripsi ini diawali dengan halaman formalitas, yang terdiri dari: halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar dan daftar isi.
Dalam pembahasan skripsi penulis membagi dalam bagian-bagian, tiap bagian terdiri bab-bab dan setiap bab terdiri dari sub-sub bab yang saling berhubungan dalam kerangka satu kesatuan yang logis dan sistematis.
Adapun sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan.
Membahas tentang: Latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab II. Landasan Teori dan/atau Telaah Pustaka.
Membahas tentang: Guru Pendidikan Agama Islam dan self control remaja yang terdiri dari pengertian dan tujuan.
Bab III. Temuan Penelitian.
Membahas tentang: Gambaran umum MA NURUL MUJTAHIDIN MLARAK Ponorogo yang berisi tentang sejarah singkat, letak geografis, visi, misi dan tujuan serta sarana dan prasarana. Dan tentang deskripsi data meliputi peran dosen pembimbing lapangan dalam pelaksanaan PPLK II di MA NURUL MUJTAHIDIN MLARAK Ponorogo serta faktor-faktor pendukung dan penghambat.
Bab IV. Laporan hasil penelitian.
Membahas tentang: PERANAN Dosen Pembimbing Lapangan dalam pelaksanaan PPLK II di MA NURUL MUJTAHIDIN MLARAK Ponorogo, serta faktor-faktor pendukung dan penghambat.
Bab V. Penutup.
Membahas tentang: Kesimpulan dan saran. Dan setelah lima bab, kemudian diikuti dengan daftar pustaka, lampiran-lampiran, daftar riwayat hidup.

IX.       DAFTAR ISI SEMENTARA
Bagian Awal
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN
MOTTO
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL (kalau ada)
DAFTAR GAMBAR (kalau ada)
DAFTAR LAMPIRAN
PEDOMAN TRANSLITERASI
Bagian Inti
BAB I :           PENDAHULUAN
B.   Latar Belakang Masalah
C.   Fokus Penelitian
D.   Rumusan Masalah
E.   Tujuan Penelitian
F.    Manfaat Penelitian
G.   Metode Penelitian
1.    Pendekatan dan Jenis Penelitian
2.    Kehadiran Peneliti
3.    Lokasi Penelitian
4.    Sumber Data
5.    Prosedur Pengumpulan Data
6.    Analisis Data
7.    Pengecekan Keabsahan Temuan
8.    Tahapan-tahapan Penelitian
H.   Sistematika Pembahasan

BAB II:          LANDASAN TEORITIK DAN ATAU TELAAH PUSTAKA
A.   peran dosen pembimbing lapangan
1.      Pengertian dosen
2.      Tugas dan peranan dosen di perguruan tinggi
3.      Tugas dalam pendidikan dan pengajaran.
4.      Tugas dalam penelitian
5.      Kegiatan pengabdian kepada lembaga perguruan tinggi dan pengabdian kepada masyarakat.

BAB III:            TEMUAN PENELITIAN
A.   Gambaran Umum MA NURUL MUJTAHIDIN MLARAK Ponorogo
1.   Sejarah Singkat MA NURUL MUJTAHIDIN MLARAK Ponorogo
2.   Letak Geografis MA NURUL MUJTAHIDIN MLARAK Ponorogo
3.   Visi, Misi dan Tujuan MA NURUL MUJTAHIDIN MLARAK Ponorogo.
4.   Sarana dan Prasarana MA NURUL MUJTAHIDIN MLARAK Ponorogo.
B.   Deskripsi Data.
1.   Peran dosen pembimbing lapangan dalam pelaksanaan PPLK II di MA NURUL   MUJTAHIDIN MLARAK Ponorogo.
2.   Faktor Pendukung dan Penghambat dalam memaksimalkan peran dosen pembimbing lapangan dalam pelaksanaan PPLK II di  MA NURUL MUJTAHIDIN MLARAK Ponorogo.

BAB IV :           PEMBAHASAN
1. Analisa Peran dosen pembimbing lapangan dalam pelaksanaan PPLK II di MA NURUL MUJTAHIDIN MLARAK Ponorogo.
2. Analisa Faktor Pendukung dan Penghambat dalam memaksimalkan peran dosen pembimbing lapangan dalam pelaksanaan di  MA NURUL MUJTAHIDIN MLARAK Ponorogo.

BAB V   :  PENUTUP
A.  Kesimpulan.
B.  Saran
Bagian Akhir
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
X.        DAFTAR RUJUKAN SEMENTARA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 1998.
Hasil observasi awal di  MA NURUL MUJTAHIDIN MLARAK PONOROGO. Pada senin, 08 september-06 oktober 2012, pukul. 07.30 WIB-13.00 WIB.
Hasil wawancara dengan Pak Didik (Salah satu satpam di MA NURUL MUJTAHIDIN MLARAK Ponorogo) pada Senin , 26 November 2007, pukul. 12.30 WIB-12.45 WIB.
Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002.
Sugiyono, Metodologi Penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D Bandung: Alfabeta, 2006.


[1]  Tim penyusun, buku pedoman Praktek pengalaman lapangan kependidikan, (ponorogo: jurusan trbiyah STAIN Ponorogo,2012. )1-2
[2]  Ibid, 4-5
[3]. Drs Oemar Halaki, Manajemen Belajar di Perguruan Tinggi, (jakarta: Sinar Baru Algesindo, 2006)  23
[4] Lexy Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif  (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002), 3.
[5] Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), 22.
[6] Lexy Moleong, Metodologi Pernelitian Kualitatif, 117.
[7]  Ibid, 135
[8]  Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta: 1998), 229-236
[9]  Sugiyono, Metodologi Penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2006), 253

Tidak ada komentar:

Posting Komentar